Kempczinski, yang menjadi presiden dan CEO McDonald’s setelah Easterbrook ditendang keluar, mengatakan, banyak pewaralaba yang menyediakan pelatihan. Namun, seiring pandemi melanda, yang menekankan faktor kesehatan dan keselamatan para pekerja, ia merasa bahwa pelatihan harus diperluas dan diwajibkan.
Banyak pewaralaba McDonald’s yang mendukung perubahan itu.
“Sebagai pemberi kerja, kami punya peran penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang memenuhi standar nilai yang tinggi dan aman,” ujar Mark Salebra, ketua Aliasi Kepemimpinan Pewaralaba Nasional AS dalam pernyataan yang dibagikan oleh McDonald’s. Aliansi ini mewakili lebih dari 2.000 waralaba di seluruh AS.
Baca Juga: 20 Tahun Beroperasi, McDonald's Kuta Beach Tutup Permanen
McDonald’s akan bekerja dengan para ahli untuk menyediakan material pelatihan, dan pewaralaba diperbolehkan untuk memilih program pelatihan mereka.
Vanessa Bohns, seorang profesor di Universitas Cornell yang mempelajari tentang perilaku organisasi, mengatakan, pelatihan pelecehan seksual saja kemungkinan tidak akan efektif dan dapat memicu reaksi balik.
Menurut Bohns, McDonald’s harus melawan pelecehan dengan cara lain, termasuk mengajari karyawan untuk melakukan intervensi ketika mereka menyaksikan pelecehan terjadi. McDonald’s juga harus memastikan bahwa perempuan, terutama dari kaum minoritas, dipromosikan ke jenjang manajerial.
Baca Juga: McDonald's Angkat Kaki dari Sarinah, Erick Thohir: Saya Tidak Anti Merek Asing
Pada Februari lalu, McDonald’s mengumumkan akan mulai menambah lebih banyak perempuan dan minoritas yang kurang terwakili ke jajaran manajemennya.
Kempczinski berharap, upaya anti pelecehan McDonald’s dapat menjadi contoh bagi industri restoran.
“Mari gunakan ini untuk meningkatkan seluruh standar untuk industri ini,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.