BEIJING, KOMPAS.TV - China dikabarkan telah memiliki kapal selam baru tingkat dewa dengan senjata nuklir besar dan membuat dunia khawatir.
Kekhawatiran itu meningkat setelah perseteruan China dengan Amerika Serikat (AS) dan sekutunya.
Namun, tenyata keberadaan kapal selam tersebut adalah sebuah tipuan April Mop.
Baca Juga: Pasukan Militer Myanmar Kabur ke Hutan Usai Ratusan Warga Desa Melawan dengan Senjata Sendiri
Sebelumnya media militer, Naval News melaporkan China memiliki kapal selam baru Kelas Typhoon Dwarf, Kamis (1/3/2021).
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa kapal selam tersebut merupakan tingkat dewa yang baru, karena memiliki teknologi terkini dengan kelas tipe-100.
Memiliki panjang 210 meter, kapal selam itu disebut sebagai yang paling bersenjata berat di dunia, dan dikabakan telah diluncurkan dari pelabuhan Bohai di Huludao.
Baca Juga: Tolak Pertemuan dengan AS di Wina Terkait Kesepakatan Nuklir, Iran: Hal Itu Tidak Perlu
Artiel tersebut juga mengungkapkan bahwa kapal selam ini memiliki 48 peluncur rudal balistik (SLBM).
Selain itu juga membawa sedikitnya delapan torpedo hidrosonik dengan kekuatan nuklir intercontinental.
Persenjataan itu sama dengan kapal selam Poseidon yang dimiliki angkatan laut Rusia, dan disebut sebagai transfer teknologi antara kedua negara.
Baca Juga: Para Dokter Ini Dipuji Pahlawan karena Lanjutkan Operasi Jantung Meski Rumah Sakit Kebakaran
Namun media pemerintah, Global Times membantah laporan tersebut.
Naval News pun mengklarifikasi bahwa kapal selam itu tak nyata.
Banyak pihak pun menganggapnya sebagai tipuan April Mop karena pengumuman itu keluar pada 1 April.
Seorang sumber di lingkungan dalam militer China mengatakan kepada South China Morning Post, bahwa masih lama bagi negaranya membangun kapal selam seperti itu.
Baca Juga: Terlalu Gembira karena Uang Rampasan Lebih Banyak dari Ekspektasi, Pencuri Ini Kena Serangan Jantung
Namun, berita tersebut mampu menipu sejumlah pakar pertahanan termasuk Abhijit Iyer-Mitra, seorang rekan senior di Institut Studi Perdamaian dan Konflik.
Ia sempat me-re-tweet artikel tersebut dan memberikan pernyataan China telah melakukan kesalahan yang sama dengan Rusia.
Selain itu, sejumlah pengguna Twitter juga sempat tertipu.
Beberapa bahkan mengakui kaget tipuan tersebut mengenai mereka, dan yang lainnya langsung menghapus berita bohong tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.