YANGON, KOMPAS.TV - Sekitar 3.000 warga desa dari negara bagian Karen tenggara Myanmar melarikan diri ke Thailand pada Minggu (28/03/2021) menyusul serangan udara oleh tentara di daerah yang dikuasai oleh kelompok etnis bersenjata, kata sebuah kelompok aktivis dan media lokal.
Militer Myanmar melancarkan serangan udara di lima wilayah di distrik Mutraw dekat perbatasan Thailand termasuk sebuah kamp pengungsian, diungkap Organisasi Wanita Karen.
"Saat ini, penduduk desa bersembunyi di hutan saat lebih dari 3.000 orang menyeberang ke Thailand untuk berlindung," kata sebuah pernyataan dari kelompok itu.
Thai PBS melaporkan sekitar 3.000 orang telah mencapai Thailand, sementara otoritas Thailand tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Baca Juga: 114 Rakyat Myanmar Dibunuh Tentara di Hari Angkatan Bersenjata, Total Sudah 440 Orang Tewas
Setidaknya dua tentara dari Serikat Nasional Karen tewas, kata David Eubank, pendiri Free Burma Rangers, sebuah organisasi bantuan setempat.
"Kami tidak pernah mengalami serangan udara di sana selama lebih dari 20 tahun," kata Eubank.
"Kedua, ini terjadi pada malam hari, jadi kemampuan militer Burma meningkat dengan bantuan Rusia dan China serta negara-negara lain, dan itu mematikan."
Dalam serangan udara oleh militer pada hari Sabtu (27/03/2021), setidaknya tiga warga sipil tewas di sebuah desa yang dikendalikan oleh KNU. Milisi sebelumnya mengatakan telah menyerbu sebuah pos militer dekat perbatasan, dan menewaskan 10 orang.
Baca Juga: Pembantaian yang Dilakukan Junta Militer Myanmar Kian Masif, AS Mengutuk Keras
Serangan udara adalah serangan paling signifikan setelah KNU menandatangani perjanjian gencatan senjata pada 2015. Tetapi ketegangan meningkat setelah militer menggulingkan pemerintah sipil Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.
KNU dan Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan, yang juga berbasis di perbatasan Thailand, mengutuk pengambilalihan tersebut dan mengumumkan dukungan mereka untuk perlawanan publik.
KNU mengatakan telah melindungi ratusan orang yang telah melarikan diri dari Myanmar tengah di tengah kekerasan yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.