NAYPYIDAW. KOMPAS.TV - Myanmar kian mencekam setelah internet kembali diputus oleh junta militer yang telah melakukan kudeta di negara itu.
Selain itu tentara juga terlihat di jalan-jalan melakukan penjagaan untuk menghadapi demonstran penentang kudeta Myanmar.
Seperti dilaporkan BBC, akses internet diputus sejak Minggu (14/2/2021) pukul 18.30 waktu setempat.
Baca Juga: Kasus Covid-19 yang Ditemukan di Selandia Baru Merupakan Varian Inggris
Pejabat PBB mengungkapkan junta militer telah menyatakan perang terhadap rakyatnya sendiri.
Apalagi, pihak kepolisian sudah berani melepas tembakan kepada para pengunjuk rasa pada hari kesembilan demonstrasi.
Menurut Pelapor Khusus PBB untuk Myanmar, Tom Andews, pemimpin kudeta, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, sudah menunjukkan tanda-tanda keputusasaan dengan mulai melakukan kekerasan kepada rakyatnya.
Baca Juga: Junta Militer Myanmar Wajibkan Warga Laporkan Tamu Menginap
“Jenderal telah mendeklarasikan perang terhadap rakyat Myanmar. Penyerbuan dini hari, penangkapan, lebih banyak hak dipreteli, Internet kembali dimatikan. Konvoi militer memasuki kawasan komunitas. Itu tanda keputusasaan. Dengar Jenderal, Anda akan dimintai pertanggungjawaban,” cuit Andrews di Twitter.
Kedutaan besar asing di Myanmar telah meminta pihak militer untuk tak mengekang rakyat.
“Kami meminta pasukan keamanan untuk tak melakukan kekerasan melawan demonstran, yang melakukan protes atas tersingkirnya pemerintahan yang sah,” bunyi pernyataan bersama Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Inggris.
Kudeta dilakukan militer Myanmar dengan menangkap pemimpin partai berkuasa, Aung San Suu Kyi serta Presiden Win Myint, 1 Februari lalu.
Baca Juga: Ikuti Pesan Terakhir Istri, Suami Cari Mantan Pacarnya 40 Tahun Lalu. Kisahnya Bikin Merinding
Penyebab kudeta adalah kemenangan partai Suu Kyi, Liga Nasional Demokrasi (NLD) pada pemilihan umum November lalu.
Militer saat itu menegaskan adanya kecurangan dalam pemilu, namun tuduhan tersebut dinyatakan tak terbukti.
Suu Kyi sendiri saat ini tengah menjalani tahanan rumah. Selain dia dan Win Myint, sejumlah aktivis dan pihak oposisi juga ditangkap.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.