Kompas TV internasional kompas dunia

Penelitian: Lukisan Gua di Maros Jadi Yang Tertua di Dunia, Berumur 45,500 Tahun

Kompas.tv - 14 Januari 2021, 08:14 WIB
penelitian-lukisan-gua-di-maros-jadi-yang-tertua-di-dunia-berumur-45-500-tahun
Foto tersebut menunjukkan lukisan babi yang ditemukan di sebuah gua di Sulawesi, Indonesia (Sumber: AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo

Baca Juga: Lukisan Gua Tertua Ada di Indonesia, Usianya 44 Ribu Tahun

Manusia telah berburu babi kutil Sulawesi selama puluhan ribu tahun, dan mereka adalah ciri utama dari karya seni prasejarah di kawasan itu, khususnya selama Zaman Es.

Migrasi manusia awal

Maxime Aubert yang merupakan seorang spesialis penanggalan, mengidentifikasi tumpukan kalsit yang telah terbentuk di atas lukisan itu. Maxime menggunakan isotop seri Uranium dan dengan yakin mengatakan tumpukan kalsit itu berusia 45.500 tahun.

Ini yang membuat lukisan setidaknya seusia itu, "tapi bisa jadi jauh lebih tua karena penanggalan yang kami pakai hanya mengukur usia lapisan tumpukan kalsit diatasnya," jelasnya.

"Orang-orang yang membuatnya benar-benar modern, mereka sama seperti kita, mereka memiliki semua kapasitas dan alat untuk melukis yang mereka suka," tambahnya.

Lukisan babi kutil di sebuah gua di Maros adalah lukisan gua tertua di dunia berdasarkan penelitian (Sumber: AFP)

Lukisan seni batu cadas tertua sebelumnya ditemukan oleh tim yang sama di Sulawesi. Temuan tersebut menggambarkan sekelompok sosok setengah manusia, setengah binatang berburu mamalia, dan ditemukan setidaknya berusia 43.900 tahun.

Lukisan gua seperti ini juga membantu mengisi celah pemahaman kita tentang migrasi manusia purba.

Situs ini sekarang merupakan bukti manusia tertua di Wallacea, tetapi diharapkan penelitian lanjutan akan membantu menunjukkan manusia sudah berada di wilayah tersebut jauh lebih awal, dan bila betul, akan menyelesaikan teka-teki kapan manusia mulai bermukim diAustralia.

Tim percaya bahwa karya seni itu dibuat oleh Homo sapiens, yang bertentangan dengan spesies manusia yang sekarang punah seperti Denisovan, tetapi tidak dapat mengatakan ini dengan pasti.

Untuk membuat lukisan cetakan tangan, para seniman harus meletakkan tangan mereka di atas permukaan kemudian meludahi pigmen di atasnya, dan tim berharap untuk mencoba mengekstrak sampel DNA dari air liur yang mungkin tersisa disitu.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x