"Pengumuman tentang perubahan seperti itu datang di akhir tahun, bahkan setelah penilaian diberikan. Hal ini akan membuat permusuhan di kalangan mahasiswa. Kasus ini juga akan menambah tekanan pada mahasiswa, setelah mahasiswa melewatkan tahun yang berat,” ujar Presiden Asosiasi Mahasiswa Felix Friedlander, dalam suratnya kepada universitas.
"Dengan menghukum mahasiswa secara seragam, mahasiswa yang telah belajar dan menunjukkan pemahaman tentang pelajaran hingga ke tahapan yang seharusnya, mungkin menjadi tidak lulus," tambahnya.
Aturan universitas sebenarnya mengharuskan dugaan pelanggaran serius untuk diselidiki sepenuhnya. Tuduhan plagiarisme serius harus ditinjau oleh penyelenggara kuliah atau dirujuk ke registrar untuk penyelidikan lebih lanjut.
Peninjau harus menulis kepada mahasiswa untuk memberi tahu tentang tuduhan tersebut dan menawarkan kesempatan pada mahasiswa untuk menanggapi tuduhan.
Jika peninjau masih yakin adanya pelanggaran, kasus itu harus dirujuk untuk penyelidikan lebih lanjut. Dan jika tetap ditemukan kesalahan, penyelidikan dapat dilakukan ke tahap berikutnya. Dalam tahap ini, mahasiswa dapat membuat pernyataan dan memanggil saksi, sebelum hukuman dijatuhkan.
Ketika ABC News meminta tanggapan dosen Hanna Kurniawati terhadap kasus ini, ia meminta wartawan untuk merujuk pada tanggapan yang diberikan pihak universitas.
Pihak Universitas Meminta Maaf
Dalam email yang dikirim pada Selasa (22/12/2020) pada pukul 18.00 waktu setempat, Direktur Ilmu Komputer ANU Tony Hosking menulis permintaan maafnya. Ia juga memberi tahu mahasiswa bahwa keputusan tersebut telah dibatalkan.
"Universitas meminta maaf atas kebingungan dan kesulitan yang disebabkan oleh pemberitahuan kemarin. Kami menyadari bahwa pesannya kurang presisi dan seharusnya lebih jelas. Ini adalah niat kami untuk belajar dari kasus ini dan akan melakukan yang lebih baik di masa depan." tulis Profesor Hosking, seperti dikutip dari ABC News.
Profesor Hosking mengatakan, universitas tidak berniat memberikan hukuman yang seragam pada semua mahasiswa atas tuduhan plagiarisme.
Namun demikian, Hosking juga menyebut bahwa memang ada bukti pelanggaran akademik yang berat.
"Meskipun demikian, untuk mengurangi kemungkinan kecurigaan tentang hubungan antara nilai dan pelanggaran akademis yang besar, kami akan mengembalikan nilai asli sebagai penilaian untuk semua siswa," tulisnya.
"Kami juga akan melakukan penyelidikan yang cermat dan menyeluruh terhadap bukti terjadinya pelanggaran akademik," tambahnya.
Ketua Himpunan Mahasiswa Ilmu Komputer Felix Friedlander mengatakan, dia menghargai karena masalah ini bisa diselesaikan dengan cepat.
"Insiden ini telah menyorot tentang bagaimana cara universitas menghadapi perilaku buruk akademis. Bahkan tindakan rutin seperti pemberian nilai, dapat menjadi hukuman bagi siswa yang jujur," kata Friedlander.
"Untuk saat ini, sepertinya keputusan ini adalah hasil yang positif bagi mahasiswa," ujarnya. Friedlander mengatakan, sangat penting agar dugaan kecurangan itu dapat diselidiki secara menyeluruh dan adil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.