Baca Juga: Penyerangan di Gereja Prancis, Emmanuel Macron: Prancis Sedang Diserang
Aktivis Muslim lainnya, Idriss Sihamedi juga mengutuk serangan tersebut. Dia menegaskan serangan tersebut bernuansa kebencian.
“Serangan ini serius dan faktanya terjadi di tempat dimana orang mencari kedamaian membuat hal tersebut menjadi serius,” cuitnya di Twitter.
“Dukungan kepada keluarga para korban, tetapi juga secara keyakinan. Prancis kini tenggelam dalam kegilaan, kemarahan dan dendam,” tambahnya.
Baca Juga: Pemenggalan dan Penusukan di Nice, Prancis Tingkatkan Status Ancaman Keamanan ke Level Tertinggi
Jurnalis Prancis, Faiza Ben Mohammed mengingatkan pesan Nabi Muhammad yang memiliki nilai kedamaian dan hidup berdamoingan.
“Nabi Muhammad mengatakan, siapain yang menyakiti orang Yahudi dan Kristen akan menemukanku sebagai musuhnya pada Hari Penghakiman,” cuit Faiza.
Teror di Nice terjadi tak sampai sebulan dari insiden pemenggalan guru sejarah di Paris.
Baca Juga: Hasil Referendum Selandia Baru: Ya Pada Euthanasia, Tidak Pada Ganja
Guru sejarah bernama Samuel Patey dipenggal tak lama setelah mendiskusikan dan memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad.
Tak lama setelah teror di Nice, seorang pertugas keamanan ditusuk di Konsulat Prancis di Jeddah, Arab Saudi.
Pemerintah Prancis sendiri saat ini menempatkan status ancaman keamanan negaranya ke lebel tertinggi karena kasus di Nice.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.