WELLINGTON,KOMPAS.TV- Dengan penghitungan suara hampir final, Partai Buruh Selandia Baru sejauh ini mengumpulkan 49 persen suara dan diproyeksikan menjadi mayoritas di parlemen Selandia Baru. Sementara, partai oposisi, Partai Nasional berhalauan tengah-kanan sejauh ini meraih 27 persen suara dan telah menyatakan kekalahan dalam pemilihan umum tahun 2020 ini. Dengan hasil tersebut, Partai Buruh yang dipimpin Jacinda Ardern mendapat mayoritas suara di parlemen dan dapat membentuk pemerintahan baru tanpa berkoalisi dengan partai lain.
Seperti dikutip dari situs penghitungan suara resmi pemilu Selandia Baru, 99,2 persen atau 2,37 juta suara sudah dihitung, dimana Partai Buruh meraih 49 persen dengan 1,16 juta pemilih, Partai Nasional sebesar 26,8 persen dengan 637 ribu pemilih, Partai ACT New Zealand meraih 8 persen dengan 189,908 pemilih, Partai Hijau meraih 7.6 persen dengan 179,744 pemilih, dan 13 partai lain yang masing-masing meraih suara dibawah 70 ribu pemilih.
Hasil tersebut membuat Partai Buruh mendapat 64 kursi di parlemen, jumlah yang cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas tanpa harus membentuk koalisi. Sementara urutan kedua Partai Nasional mendapat 35 kursi parlemen, Partai ACT dan Partai Hijau mendapat masing-masing 10 kursi, dan Partai Maori mendapat 1 kursi parlemen.
Tidak ada partai yang berhasil melakukannya di Selandia Baru sejak memperkenalkan sistem pemungutan suara yang dikenal sebagai representasi proporsional anggota campuran (MMP) pada tahun 1996.
Ms Ardern berjanji untuk menanamkan lebih banyak kebijakan ramah iklim, meningkatkan pendanaan untuk sekolah-sekolah yang kurang beruntung dan menaikkan pajak penghasilan bagi mereka yang berpenghasilan tinggi.
Pemilihan parlemen rencananya dilaksanakan bulan September kemarin namun ditunda hingga Oktober setelah munculnya gelombang kedua wabah Covid 19 di Selandia Baru.
Seperti dikutip dari BBC News, pemimpin Partai Buruh Selandia Baru yang juga menjabat Perdana Menteri, Jacinda Ardern, mengatakan, “Dalam hampir 50 tahun terakhir, pemilu kali inilah rakyat Selandia Baru memberikan dukungan terbesar kepada Partai Buruh. Kami tidak akan membuat dukungan Anda sia-sia. Saya akan berikan janji saya bahwa kami akan menjadi Partai yang memelihara setiap warga negara Selandia Baru,”
Pemimpin Partai Nasional Judith Collins telah memberikan ucapan selamat atas kemenangan Partai Buruh yang dipimpin Jacinda Ardern, dan menjanjikan partainya akan menjadi Oposisi yang kuat. “Tiga tahun akan berlalu sekedipan mata,” tutur Collins merujuk pada jadwal pemilu berikutnya. “Kami akan kembali,” tegasnya.
Tetapi bahkan saat Jacinda Ardern meluncur ke masa jabatan baru, pemerintahan baru yang akan dia pimpin akan menghadapi serangkaian tantangan yang tidak biasa.
Selandia Baru secara historis menyukai politik mereka di tengah. Pemerintahan koalisi adalah norma, dan masa jabatan pertama Jacinda Ardern ditandai dengan koalisi bersama Partai NZF New Zealand First, sebuah partai populis dan kanan-tengah yang diproyeksikan tidak akan memenangkan kursi pada pemilu kali ini.
Sekarang Partai Buruh akan dapat memerintah sendiri dengan dukungan dari Partai Hijau (yang diproyeksikan meraih 10 kursi parlemen) dan Partai Maori (yang diproyeksikan meraih satu kursi), sehingga memberi Jacinda lebih banyak kelonggaran untuk bergerak ke kiri. Keputusan inti yang dihadapi Ardern adalah seberapa jauh pemerintahannya bisa mendorong perubahan, dengan proposal yang mana, pada saat ekonomi masih terancam pandemi.
Kemenangan Seorang Bintang Dunia
Pemilu Selandia Baru tahun ini memang tidak pernah diproyeksikan sebagai pemilu yang mendebarkan. Jajak pendapat telah menempatkan Jacinda Ardern di jalur untuk memenangkan masa jabatan kedua, dan penghitungan suara seperti menegaskan apa yang semua orang sudah duga sebelumnya.
Pertanyaan sebenarnya adalah seberapa besar Jacinda Ardern dan partainya akan menang dan menurut standar siapa pun ini adalah kemenangan yang luar biasa.
Ini adalah kemenangan besar bagi partai yang telah dijalankan oleh kekuatan dan popularitas pemimpinnya. Jacinda Ardern telah memimpin Selandia Baru melalui serangan teroris, bencana alam dan pandemi global - dan telah melakukannya dengan mengutamakan nilai-nilai kebaikan dan kasih sayang.
Bagaimana Bekerjanya Pemilihan Umum Selandia Baru?
Seperti dikutip dari BBC News, Selandia Baru mengadakan pemilihan umum setiap tiga tahun. Di bawah sistem MMP, pemilih diminta untuk memilih dua kali - untuk partai pilihan mereka dan untuk daerah pemilihan mereka, dalam hal ini memilih anggota parlemen yang akan mewakili.
Sebuah partai harus menerima lebih dari 5% suara partai atau memenangkan kursi elektorat untuk masuk dan mendapat kursi di parlemen, dengan sejumlah kursi disediakan untuk kandidat Maori.
Untuk membentuk pemerintahan, satu partai perlu memenangkan 61 dari 120 kursi. Namun sejak MMP diperkenalkan, tidak ada pihak yang mampu melakukannya sendiri.
Partai biasanya harus bekerja sama, sehingga menghasilkan pemerintahan koalisi. Ini juga berarti politisi dari partai kecil dengan sedikit kursi dapat memutuskan jalannya pemilihan meskipun partai besar mendapatkan bagian suara yang lebih besar. Itu terjadi pada 2017, ketika Partai Nasional memenangkan jumlah kursi terbanyak, tetapi tidak dapat membentuk pemerintahan dan Partai Buruh berkoalisi dengan Partai Hijau dan Selandia Baru Pertama, sebuah partai nasionalis, sehingga meraih mayoritas parlemen dan dapat membentuk pemerintahan. (Edwin S Bimo)
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.