Namun, menurut wanita yang kini tinggal di Malta tersebut, dirinya telah diburu oleh pihak yang dipikirnya sebagai polisi sejak menulis postingan tersebut.
“Semua ini karena saya mengatakan jangan membakar bendera. Ada instruksi yang mengarahkan saya sebagai pengkhianat dan itu datang dari kantor presiden,” ujar Suha Arafat kepada Stadiun TV Israel, Kan TV.
Baca Juga: Turki Sebut Uni Emirat Arab Hipokrit usai Jalin Kerja Sama dengan Israel
Tuduhan Suha Arafat itu ditujukan kepada Sekretarus Pribadi Presiden Mahmoud Abas, Intisar Abu Amara.
Menurut Suha Arafat sosok Abu Amara kerap memberikan informasi palsu kepada presiden, dan mdirinya yang mengontrol Palestina lewat presiden.
Suha pun menyayangkan sikap pemerintah Palestina yang mengecam normalisasi hubungan antara UEA dan Palestina.
Menurutnya, jika Yasser Arafat masih hidup, dia akan menggunakan momen ini untuk meminta bantuan pada Putra Mahkota UEA, Mohammed Bin Zayed dalam bernegosiasi dengan Israel.
Baca Juga: Dampak Perjanjian Damai UEA-Israel: Masjid Al Aqsa Dibuka untuk Seluruh Muslim
“Jika Yasser Arafat masih hidup, dia akan berbicara dengan Mohammed Bin Zayed, ‘sini Mohammed Bin Zayed, bantu saya dengan (Perdana Menteri Israel) Benyamin Netanyahu, saya tak bisa sepakat dengannya,’ Namun dengan mengatakan sesama negara Arab pengkhianat? Sudah cukup sebutan itu,” katanya.
Suha Arafat merupakan istri Yasser Arafat sejak 1990 hingga pemimpin Palestina tersebut meninggal pada 2004.
Sejak Yasser Arafat wafat, Suha Arafat sudah tak menetap di Palestina untuk tinggal di Tunisia dan kini di Malta.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.