LONDON, KOMPAS.TV - Dua tim kandidat juara EURO 2020 Italia dan Spanyol akan bertemu dalam laga semifinal pada Rabu (7/7/2021) pukul 02.00 WIB. Para pundit mengeluarkan prediksi masing-masing tentang hasil akhir laga ulangan final Piala Eropa 2012.
Para penikmat bola perlu mengantisipasi dual Tiki-Taka dalam laga ini. Hal ini akan menjadi sajian menarik karena Italia akan berhadapan dengan negara di mana Tiki-Taka tercipta.
Seperti diketahui, sejak Roberto Mancini menjadi manajer timnas Italia, Gli Azzuri melakukan perombakan besar-besaran.
Baca Juga: Italia vs Spanyol: Perkiraan Susunan Pemain dan Rekor Head to Head
Melansir The Athletic, Mancini mengubah pendekatan bermain khas Italia, cattenacio atau strategi pertahanan gerendel menjadi pendekatan yang cenderung menyerang.
Italia kerap menerapkan formasi 4-3-3 yang dapat berubah seusai keadaan. Saat menyerang, formasi ini bakal berubah menjadi 3-2-5 di mana bek kiri dan satu gelandang mereka akan naik membantu serangan.
Tempo permainan Italia bergantung pada dua playmaker, biasanya Jorginho dan Marco Veratti, yang dapat digantikan Manuel Locatelli.
Dua playmaker ini bekerja layaknya Xavi dan Andreas Iniesta yang menjadi sumbu permainan Spanyol saat menjuarai Piala Dunia 2010.
Mengutip The Guardian, pihak Italia membantah mereka terinspirasi dari gaya permainan Tiki-Taka a la Spanyol.
“Kami tidak mengambil inspirasi dari Spanyol. Kami hanya memiliki ideologi sepakbola yang sama: menguasai bola, menerapkan pressing tinggi di fase menyerang, dan mencoba mendominasi lawan,” ujar Federico Chiesa.
Bagaimana pun, kedua tim juga sama-sama menggunakan strategi 4-3-3. Meski begitu, kedua tim memang memiliki perbedaan dalam menerjemahkan strategi itu.
Anak asuh Mancini mengandalkan bek sayap kiri mereka untuk maju membantu serangan sehingga membentuk strategi 3-3-4 atau 3-2-5 di fase menyerang.
Sementara, La Furia Roja menggunakan dua gelandang mereka, biasanya Pedri dan Koke, untuk membantu serangan.
Tempo permainan Spanyol juga diatur oleh Sergio Busquets yang bermain dekat garis pertahanan mereka.
Baca Juga: Demi Perpanjang Kontrak Lionel Messi, Barcelona Siap Lego Antoine Griezmann
Pemenang pertempuran di lini tengah nampaknya akan menjadi penentu jalannya pertandingan ini.
Meski begitu, ada catatan tersendiri. Jurnalis sepakbola BBC Sport, Mark Lawrenson menyoroti permainan Italia dalam laga perempat final lawan Belgia.
Saat itu, Italia tak lagi menerapkan pola pikir menyerang, berubah kembali menjadi tim yang cenderung bertahan.
Lawrenson memprediksi, hal serupa juga bakal terjadi dalam laga melawan Spanyol. Apalagi, bek kiri Italia Leonardo Spinazzola, yang kerap membantu serangan, mengalami cedera hamstring.
Di sisi seberang, Spanyol adalah tim yang angin-anginan dalam mencetak gol.
“Mereka punya cara bermain yang mendominasi lawan. Kupikir, ini adalah kekuatan. Tapi, kamu harus sadar ini tidak baik, kalau kamu melakukan itu dan tidak mencetak cukup banyak gol,” ujar Jose Mourinho dalam wawancara dengan kanal Youtube talkSPORT.
Mourinho pun menyoroti, Spanyol tak memiliki penyerang yang produktif untuk saat ini. Terbukti, Spanyol memang kesulitan mencetak gol sepanjang turnamen EURO 2020.
Baca Juga: Italia vs Spanyol, Luis Enrique: Tidak Ada yang Bakal Dominan di Laga Ini!
Mereka sempat menyajikan pesta gol dalam laga babak 16 besar melawan Kroasia. Namun, ketika berhadapan dengan Swiss, La Furia Roja hanya bisa meraih hasil imbang 1-1 dan menang lewat adu penalti.
Dengan berbagai fakta itu, para pundit lebih banyak menjagokan Italia. Melansir BBC Sport, 8 pundit yakin Italia menang dengan skor 2-1, 2-0, atau 1-0.
Sementara, hanya dua pundit yang yakin Spanyol akan menang dengan skor 0-1 atau 1-2. Di sisi lain, 2 pundit memprediksi laga akan berakhir lewat adu penalti.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.