Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
Seperti Sun Gin An, yang disebut-sebut pertama kali datang ke Kudus, Jawa Tengah, yang selain menyebarkan agama Islam, juga mengajarkan keterampilan mengukir.
Selanjutnya, Ling Sing atau Kyai Telingsing yang berteman baik dengan Sunan Kudus, yang selanjutnya meneruskan keterampilan ayahnya mengembangkan seni ukir seraya menyebarkan agama Islam di Kudus.
Lalu, Cie Swie Guan, yang mengembangkan seni ukir batu dan membangun Masjid Mantingan di Demak, yang ikut mendasari ornamen gebyok dalam sebuah bangunan.
Serta, seorang tokoh yang disebut pengikut dari Pangeran Diponegoro, yaitu Rogomoyo, yang meneruskan keterampilan seni ukir dan pertukangan di Desa Kaliwungu, Kudus, Jawa Tengah.
Baca Juga: Travel Gelap Angkut Pemudik Asal Jakarta Pakai Jalan Tikus
Seiring perkembangan jaman, gebyok dan Rumah Adat Kudus atau RAK mengalami kemunduran dalam hal keberadaannya hingga terancam punah.
Rumah Adat Kudus yang masih ada saat ini sangat memprihatinkan dan jumlahnya tinggal beberapa unit saja.
Selebihnya, banyak yang sudah diperjualbelikan, baik secara utuh sebagai RAK maupun parsial dalam bentuk sebuah gebyok, hingga ke luar negeri.
Padahal, gebyok sebagai bagian inherennya, tak terpisahkan dengan RAK.
Dengan demikian, RAK berikut dengan gebyok, yang memiliki sejarah panjang sebagai warisan budaya bangsa Indonesia, tentu harus dijaga dan dilestarikan.
Bukan hanya secara fisik bangunan, tetapi juga keahlian pertukangannya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.