JAKARTA, KOMPAS.TV - Kebakaran terjadi di Museum Nasional atau Museum Gajah yang terletak di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat pada Sabtu (16/9/2023).
Kebakaran Museum Nasional tersebut diduga berasal dari korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng proyek renovasi museum.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Kasudin Gulkarmat) Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan korsleting listrik diduga memicu kebakaran Gedung Blok A yang menjadi ruang pameran koleksi museum seluas 20x20 meter persegi.
"Korsleting listrik di belakang pameran museum diduga berasal dari area bedeng tukang yang sedang melaksanakan perbaikan gedung Blok C," kata Asril di Jakarta, Sabtu.
Kronologi kebakaran berawal ketika petugas keamanan sedang melaksanakan apel. Tidak lama kemudian, sekitar pukul 19.58 WIB, terjadi ledakan yang cukup besar dari arah bedeng proyek yang sedang mengerjakan renovasi di Museum Nasional.
Baca Juga: Mendikbud Nadiem Tinjau Museum Nasional yang Terbakar, Ungkapkan Langkah Penyelamatan Artefak
Sebanyak 52 petugas pun dikerahkan untuk memadamkan kebakaran di Museum Nasional, tepatnya di gedung A. Total unit yang dikerahkan, yakni 13 unit mobil damkar untuk memadamkan si jago merah.
Dilansir dari museumnasional.or.id, Minggu (17/9/2023), keberadaan Museum Nasional diawali dengan berdirinya suatu himpunan yang bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen, didirikan oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 24 April 1778.
Pada masa itu, di Eropa tengah terjadi revolusi intelektual, The Age of Enlightenment, saat orang mulai mengembangkan pemikiran-pemikiran ilmiah dan ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1752 di Haarlem, Belanda, berdiri De Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen (Perkumpulan Ilmiah Belanda). Hal ini mendorong orang-orang Belanda di Batavia (Indonesia) untuk mendirikan organisasi sejenis.
Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, serta menerbitkan hash penelitian.
Lembaga ini mempunyai semboyan “Ten Nutte van het Algemeen” (Untuk Kepentingan Masyarakat Umum).
Salah seorang pendiri lembaga ini, yaitu JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di Jalan Kalibesar, suatu kawasan perdagangan di Jakarta-Kota.
Ia juga menyumbangkan sejumlah koleksi benda budaya dan buku yang amat berguna. Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Baca Juga: Polisi Segera Kirim SPDP Kasus Kebakaran Bromo, Usai Lakukan Pemeriksaan Lanjutan 5 Saksi
Selama masa pemerintahan Inggris di Jawa (1811-1816), Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles menjadi direktur perkumpulan ini.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.