Hidup adalah roda yang berputar. Pada suatu waktu, kebahagiaan itu akan memudar. Bukan karena orangtua tidak menyayangi anaknya, tetapi anak yang perlahan tumbuh akan menuntut berbagai hal dan orangtua bertanggung jawab penuh terhadap anak-anaknya.
Orang yang memiliki anak mungkin akan mengalami malam-malam tanpa tidur, mengganti popok kotor, finansial yang hancur, hingga menyadari bahwa hidup bukan lagi milik mereka, tapi untuk anak-anak mereka.
Hal ini tentunya meningkatkan stres dan emosi negatif, tetapi begitulah cara kerja otak. Seseorang yang memiliki anak akan mengalami kebahagiaan dengan memiliki anak, cinta yang besar untuk anak dan keluarga, tetapi juga ada duka yang datang.
Ahli saraf, Dean Burnett, mengatakan bahwa bukti yang saat ini ada menunjukkan bahwa memiliki anak dapat membuat seseorang lebih bahagia. Memiliki anak juga membuat seseorang merasa bahagia, stres, cemas, dan sebagainya.
“Secara keseluruhan, sepertinya memiliki anak membuat pengalaman emosional Anda lebih intens daripada jika Anda tidak memilikinya,” tutur Burnett.
Baca Juga: Ungkap Alasan Pasangan untuk "Childfree", Begini Kata Psikolog
Melansir If Studies, penelitian yang dilakukan di 22 negara menemukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai tingkat kebahagiaan pada mereka yang memiliki anak dan mereka yang memilih childfree.
Orangtua di Amerika kurang bahagia ketimbang orangtua di Inggris dan Australia. Namun, di beberapa negara lain, terutama Norwegia dan Hungaria, orangtua lebih bahagia daripada mereka yang childfree.
Pada studi yang dilakukan secara terpisah berdasarkan gender ditemukan bahwa perempuan yang memiliki anak mengalami lebih sedikit kebahagiaan daripada perempuan yang tidak memiliki anak.
Hal itu berbanding terbalik dengan laki-laki. Penelitian itu menyebutkan bahwa menjadi ayah membuat laki-laki lebih bahagia.
Sumber : Science Focus, If Studies
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.