Kompas TV entertainment lifestyle

Hati-Hati, 5 Kebiasaan Ini Dapat Memicu Pendarahan Otak seperti yang Dialami Indra Bekti

Kompas.tv - 4 Januari 2023, 17:45 WIB
hati-hati-5-kebiasaan-ini-dapat-memicu-pendarahan-otak-seperti-yang-dialami-indra-bekti
Ilutrasi asupan lemak berlebihan dapat menyebabkan kolesterol yang menjadi salah satu faktor pemicu pendarahan otak (Sumber: grid.com)
Penulis : Dian Nita | Editor : Vyara Lestari

JAKARTA, KOMPAS.TV - Presenter Indra Bekti hingga kini masih menjalani perawatan di ICU Rumah Sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat setelah mengalami pendarahan otak.

Sebelumnya, Indra Bekti ditemukan pingsan di kamar mandi di tempat kerjanya pada Rabu (28/12/2022).

Adik Indra Bekti, Cipta mengatakan sang kakak sempat mengeluh mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Menurut Guru Besar bidang kesehatan dan dokter ahli syaraf Unika Atma Jaya Prof. Dr. dr. Yuda Turuna, Sp.S (K), pendarahan otak bisa terjadi karena dua hal, yakni pipa pada otak tersumbat atau pipa tersebut pecah.

Baca Juga: Selain yang Dialami Indra Bekti, Ini Daftar Penyakit yang Ditanggung BPJS Kesehatan

“Saya tidak tahu di kasus Indra Bekti, tapi sebelumnya kan diinformasikan kalau Indra Bekti mengalami tekanan darah tinggi. Itu faktor resiko pertama, jadi kalau tekanan yang sangat tinggi itu salah satunya kan hipertensi,” kata Yuda, Selasa (3/1/2023), dikutip dari Antara

Menurut Yuda, mengalami pendarahan otak saat di kamar mandi memang cukup sering terjadi. Sebab, banyak faktor yang dapat terjadi seperti ngeden atau mengejan terlalu kuat atau bersin yang sangat kuat. 

“Tadi saya sudah baca sekilas kejadiannya di kamar mandi. Saya nggak tahu ya, tapi memang sering terjadi di kamar mandi karena misalnya mengedan yang sangat kuat atau bersin yang sangat kuat yang tiba-tiba tekanan darah meninggi sesaat,” ujar Yuda.

Melansir berbagai sumber, berikut kebiasaan yang apabila dilakukan terus-menerus dapat memicu pendarahan otak:

1. Makan makanan berlemak

Kebiasaan makan daging berlemak tanpa diimbangi sayuran atau makanan nabati, sangat bisa menyebabkan kolesterol tinggi.

Mengutip uma.ac.id, tingginya kandungan kolesterol dan lemak darah yang menumpuk di pembuluh darah dapat menyebabkan aterosklerosis, yakni pengerasan pembuluh darah arteri.

Saat plak terus mengendap, maka pembuluh darah akan menjadi rapuh dan berisiko lebih besar mengalami kerusakan bahkan pecah.

2. Minum-minuman keras

Memiliki kebiasaan minum alkohol lebih dari dua gelas sehari juga dapat menyebabkan kolestrol tinggi.

Diketahui, kolesterol tinggi yang dibiarkan menahun juga merupakan salah satu sebab pecah pembuluh darah di otak.

3. Kurang olahraga

Orang yang tidak berolahraga semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Apalagi jika dibarengi dengan gaya hidup tidak sehat seperti merokok, obesitas, dan lainnya.

Tekanan darah yang tinggi pada dinding pembuluh darah dapat menyebabkan kondisi dinding pembuluh darah menjadi rusak sehingga membuatnya menjadi kaku dan mengalami penyempitan.

Baca Juga: Alasan Indra Bekti Tak Pindah Rumah Sakit Meski Biaya Membengkak, Ricky Komo: Enggak Segampang Itu

Seiring waktu, tekanan darah tinggi yang terus-menerus juga akan menyebabkan pembuluh darah melemah dan kemudian menonjol (aneurisma). 

Aneurisma dapat pecah sewaktu-waktu dan menyebabkan pendarahan dalam yang berakibat fatal.

4. Pola tidur yang buruk

Kualitas tidur yang buruk merupakan salah satu faktor risiko hipertensi pada orang dewasa. 

Kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan endokrin yang dapat berkontribusi menyebabkan gangguan kardiovaskular.

Selain itu, kualitas tidur yang buruk juga menjadi faktor resiko hipertensi yang dapat memicu aneurisma pecah.

5. Makan makanan cepat saji

Sering makan makanan cepat saji juga dapat memicu kolesterol tinggi karena mengandung lemak trans atau lemak jenuh.

Selain itu, kandungan nutrisi makanan cepat saji juga rendah, sehingga berdampak tidak baik untuk kesehatan.

Diketahui, pendarahan otak tidak hanya dipicu oleh kebiasaan-kebiasaan di atas, namun juga beberapa faktor seperti trauma, dan kecelakaan fatal.

Untuk lebih lengkapnya, Anda bisa berkonsultasi dengan petugas kesehatan terdekat.


 

 



Sumber : Antara/uma.ac.id



BERITA LAINNYA



Close Ads x