“Jika Anda menggunakan media sosial secara adiktif, Anda mengalami peningkatan kadar dopamin, jadi ketika berhenti melakukan itu, ada semacam kecanduan,” katanya.
Baca Juga: Simak 6 Cara Jaga Data Pribadi Saat Gunakan Media Sosial
Media sosial memang sering kali membuat kita stres. Karena media sosial sangat mudah diakses di mana saja dan kapan saja, kita sering terdorong untuk memperhatikan apa yang terjadi di newsfeed dan timeline kita.
Rehat dari media sosial membuat kortisol atau hormon stres tidak mudah meningkat, sehingga kamu bisa lebih tenang dan fokus menjalani aktivitas.
Media sosial menjadi tempat bagi banyak orang untuk mengunggah beragam momen menyenangkan agar dilihat orang lain.
Walau beberapa orang menganggapnya sebagai pamer biasa, ternyata hal ini membuatmu merasa tertinggal dan kurang berhasil.
Tanpa disadari, kita cenderung membandingkan diri kita secara negatif dengan orang lain yang kita yakini lebih unggul. Psikolog menyebut fenomena ini sebagai "perbandingan sosial ke atas".
Mai-Ly Nguyen Steers, Ph.D, seorang rekan postdoctoral dan dosen di University of Houston meminta banyak orang untuk meninggalkan Facebook dan akun online lainnya. Ia meyakini keputusan ini akan membuat orang-orang merasa jauh lebih bahagia dan lebih percaya diri.
Media sosial memang mampu menghipnotis penggunanya untuk terus-menerus menjelajahi kolom pencarian. Tanpa disadari, kebiasaan ini membuat banyak orang melewatkan waktu tidur ketika malam hari.
Ketika rehat dari media sosial, kamu bisa membebaskan diri dari tuntutan, meningkatkan kesehatan, dan mendapatkan waktu istirahat malam yang baik.
Jika kamu masih mencari aktivitas menjelang tidur, cobalah untuk melalukan sesuatu yang lebih santai, seperti membaca buku atau merencanakan agenda esok hari.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.