Misalnya dengan memulai bisnis dengan iseng menggunakan tabungan hidup keluarga.
Bukan sekadar ritme berbicara yang cepat, seseorang yang sedang dalam keadaan manic episode berbicara dalam keadaan seolah-olah sedang terdesak.
“Sepertinya mereka tidak bisa mengeluarkan kata-kata dengan cukup cepat. Ini disebut tekanan bicara,” kata psikolog klinis dan asisten profesor di University of San Francisco, Michael Roeske.
Beberapa orang mungkin beranggapan bahwa manic episode dapat diatasi dengan tidur.
Namun, Roeske bilang bahwa orang dengan manic episode sering kali merasa tidak membutuhkan tidur.
Baca Juga: Cerita Marshanda Saat Tahu Idap Tumor Payudara: Awalnya Demam Tinggi
Pikiran yang terburu-buru membuat seseorang dengan manic episode mudah teralihkan dan tidak berkonsentrasi.
Roeske menjelaskan bahwa perasaan ini mirip seperti mengerjakan banyak tugas kompleks dan tidak menyelesaikannya sampai selesai.
Roeske menuturkan bahwa seseorang dalam manic episode cenderung melakukan perilaku yang berisiko.
“Saya punya pasien yang membeli tiga atau empat kendaraan di akhir pekan,” ceritanya.
Psikolog klinis Daniel Winarick, PhD juga menjelaskan bahwa mereka berpotensi melakukan sesuatu untuk melukai diri sendiri atau orang lain.
Manic episode yang parah juga dapat melibatkan psikosis, yang mencangkup halusinasi atau delusi.
Baca Juga: Cerita Marshanda Jalani Terapi di Amerika Serikat Demi Sembuhkan Bipolar Disorder
Sumber : Health.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.