JAKARTA, KOMPAS.TV - Salah satu efek dari pandemi adalah munculnya sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mau tidak mau, sekolah-sekolah perlu untuk mendigitalisasi sistem operasi mereka agar dapat mengajar murid secara virtual.
Berangkat dari hal itu, edukasi berbasis teknologi (EduTech) sekarang menjadi barang yang esensial bagi para pelajar atau mahasiswa.
Meskipun sebenarnya EduTech bukan tergolong teknologi baru, tapi kini fungsionalitasnya meningkat dan menjadi prioritas. Misalnya, pada masa pandemi ini banyak sekolah yang menggunakan MOODLE untuk memonitor sistem pembelajaran.
EduTech adalah sistem pendidikan modern berbasis perangkat lunak dan keras untuk mendukung kegiatan pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran pelajar.
Penggunaan EduTech diharapkan dapat meningkatkan daya saing Indonesia yang saat ini tertinggal jauh. Melansir dari Kominfo, berdasarkan IMD World Digital Competitiveness Ranking, Indonesia berada pada posisi 56 dari 63 negara.
Seiring majunya perkembangan teknologi, pengguna EduTech pun semakin meningkat. Gabriella Thohir, Investment Analyst Skystar Capital, dalam siniar OBSESIF mengutarakan bahwa pada jenjang K-12 saja sudah terdapat 50 juta pengguna potensial.
Ditambah lagi dengan jenjang perguruan tinggi yang sudah melek teknologi. Tak ketinggalan pula para tenaga pengajar, seperti guru-guru dan dosen juga telah beralih ke EduTech untuk memonitor proses pembelajaran.
Bahkan pekerja profesional juga menggunakan EduTech untuk kebutuhan kursus dan menambah sertifikasi.
Masa pandemi adalah masa yang tepat untuk perkembangan EduTech. Oleh karena itu, sudah mulai banyak investor yang tertarik dan percaya terhadap sektor ini.
Jokowi Dorong Peningkatan EduTech
Salah satu survei yang dilakukan oleh World Bank Group mengungkapkan bahwa sektor EduTech di Indonesia sedang merangkak naik ke tingkat global.
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya media EduTech di Indonesia, seperti Harukaedu (media yang menawarkan gelar universitas online), Ruangguru, dan Zenius (media pembelajaran interaktif untuk siswa K-12 di Indonesia), dan Cakap by Squline (media bimbingan belajar untuk pembelajaran bahasa).
Meskipun memiliki inovasi yang cukup baik, dalam Global Innovation Index—yang mengukur kemampuan inovasi suatu negara—sejak 2018 sampai 2020, posisi Indonesia tidak berubah dan masih berada pada urutan ke-85 dari 131 negara.
Untuk mendukung inovasi tersebut, perlu ditingkatkan intensitas penggunaan EduTech. Seperti dilansir Kompas.TV, Jokowi mengatakan, “Lembaga pendidikan tinggi mau tidak mau harus memperkuat posisinya sebagai edutech institutions. Teknologi paling dasar adalah pembelajaran memanfaatkan teknologi digital.”
Sebagaimana yang kita ketahui, terdapat empat pilar utama dalam mencapai visi Indonesia 2045, yaitu (1) pembangunan manusia dan penguasaan iptek; (2) pembangunan ekonomi berkelanjutan; (3) pemerataan pembangunan; dan (4) pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola pemerintahan. Untuk sektor EduTech sendiri berada di poin pertama.
Implementasi Teknologi dalam Pendidikan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.