JAKARTA, KOMPAS.TV- PT Waskita Karya (Persero) Tbk tidak akan masuk ke bisnis jalan tol setelah melakukan divestasi seluruh aset jalan tol dan kembali ke core business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi.
Direktur Utama Waskita Karya Muhammad Hanugroho mengatakan, divestasi jalan tol merupakan salah satu upaya dan fokus Waskita ke depan.
Hal itu dilakukan sebagai salah satu sumber pembayaran kewajiban keuangan.
Tahun ini, Waskita akan melakukan divestasi sejumlah aset tol yang dikelola di bawah PT Pemalang Batang Toll Road (PBTR), PT Cimanggis - Cibitung Tollways (CCT), PT Hutama Marga Waskita (HMW) pada tahun ini.
Baca Juga: Tol Binjai-Langsa Seksi Tanjung Pura-Pangkalan Brandan Beroperasi tanpa Tarif Mulai 11 Maret 2025
Kemudian, mengembalikan core business perusahaan sebagai perusahaan konstruksi yang berfokus pada sektor gedung, infrastruktur air, jalan, dan jembatan.
"Setelah kita melakukan divestasi seluruh jalan tol, kita tidak akan masuk ke jalan tol kecuali ada penugasan. Divestasi jalan tol kita lakukan sesegera mungkin," kata Hanugroho di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
"Semakin cepat semakin baik kita bisa melakukan divestasi, paling tidak kita bisa mengurangi liabilitas yang menjadi kewajiban manajemen untuk menguranginya," tambahnya seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, BUMN Konstruksi seperti Waskita Karya memegang peranan vital dalam membangun infrastruktur dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Daftar Nama Manajemen Danantara Diumumkan Pekan Depan, Rosan Jamin Bersih dari Korupsi
Maka agar bisa terus berkontribusi bagi pembangunan bangsa dan pertumbuhan ekonomi, lanjutnya, Waskita telah menyusun rencana kerja dan peta jalan untuk tahun ini.
Salah satunya dengan menempatkan restrukturisasi keuangan sebagai pilar utama.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita menambahkan, Waskita Karya telah menyelesaikan utang vendor sebesar Rp7 triliun.
Sebanyak 38 persennya merupakan utang yang sudah lewat jatuh tempo atau past due.
Baca Juga: Pelni Hadirkan Fitur e-Boarding di Aplikasi, Bisa Check In tanpa Antre di Loket Pelabuhan
"Jadi pembayaran vendor langsung diatur oleh pusat," ujarnya.
Perseroan pun sudah melakukan sentralisasi keuangan. Maka, keuangan tidak lagi diatur oleh masing-masing divisi tapi terpusat, sehingga pengelolaannya menjadi lebih maksimal.
Ermy mengatakan, capaian tersebut tidak lepas dari transformasi tata kelola keuangan dan aset yang dilakukan perseroan sepanjang dua tahun terakhir.
Pada 2024 lalu, perusahaan berhasil memberikan kontribusi pajak signifikan kepada negara sebesar Rp2,9 triliun.
Baca Juga: Cegah Banjir Jabodetabek Meluas, BMKG: Modifikasi Cuaca Cegah Banjir Fokus di Jabar
Jumlah itu meningkat sekitar 107 persen year on year (yoy) dibandingkan kontribusi pajak Waskita pada 2023 yang sebesar Rp1,4 triliun.
Ermy menyatakan, saat ini Waskita telah mengefektifkan restrukturisasi atas tiga dari empat Obligasi Nonpenjaminan dan restrukturisasi MRA.
Seperti diketahui, pada tahun lalu perseroan telah mendapat persetujuan dari 21 kreditur perbankan terkait penyempurnaan atas MRA 2021 dengan nilai outstanding sebesar Rp26,3 triliun.
Kemudian sudah disetujui pula Pokok Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Penjaminan (KMKP) oleh lima kreditur perbankan sebesar Rp5,2 triliun.
Baca Juga: Imbas Banjir: Pemotor Diizinkan Lewat Tol, Kendaraan Roda 4 Masih Terendam di Mega Mal Bekasi
"Dengan efektifnya restrukturisasi tersebut, Waskita dapat mengelola likuiditasnya untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok. Baik atas utang perbankan, maupun obligasi selama 2024," tutur Emmy.
Ia menyampaikan, kinerja perseroan juga mulai terlihat membaik tahun lalu. Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III 2024, Waskita mencatat kenaikan laba bruto sebesar 33,18 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp1,03 triliun.
Sebelumnya, pada periode sama tahun lalu sebesar Rp773,93 miliar.
Nilai Gross Profit Margin (GPM) perseroan pun naik menjadi 15,19 persen, setelah sebelumnya pada kuartal tiga tahun lalu sebesar 9,90 persen.
EBITDA Waskita turut naik hingga 141 persen, dari Rp252 miliar menjadi Rp609 miliar per September 2024.
Baca Juga: Menaker Bantah Indonesia Dilanda Badai PHK, ini Sejumlah Perusahaan yang Berhentikan Karyawan
Ia menuturkan, saat ini Waskita tengah mengerjakan 68 proyek berjalan dengan total nilai sebanyak Rp44,7 triliun.
Sebanyak 61 persen di antaranya merupakan proyek konektivitas, lalu 21 persen sumber daya air, 17 persen gedung, dan dua persen Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
Sementara proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sedang dibangun Perseroan sekarang berjumlah 31, total nilai kontraknya mencapai Rp17,1 triliun.
Proyek tersebut didominasi oleh sumber daya air dengan persentase hingga 58 persen, sedangkan 26 persen lainnya gedung, serta 16 persen konektivitas.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.