Hal penting lain dalam upaya memacu pertumbuhan ekonomi adalah ekonomi hijau, termasuk transisi dari energi fosil ke energi terbarukan.
Misalnya, pengembangan bahan bakar nabati, panas bumi, dan energi surya yang potensinya dimiliki Indonesia.
Executive Vice President Pengembangan Produk Niaga PLN, Ririn Rachmawardini menerangkan, kelistrikan menjadi salah satu sektor yang memegang peranan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
Salah satunya tampak pada pertumbuhan industri kendaraan listrik.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Ungkap Banyak Anak Terjerat Judi Online, Begini Datanya |SERIAL JUDOL
Dengan terbangunnya pabrik-pabrik mobil listrik di Indonesia, akan ada tenaga kerja Indonesia yang terserap. Industri-industri turunannya pun berkembang.
PLN juga melakukan berbagai hal yang mendukung pengembangan energi hijau, salah satunya melalui penerbitan renewable energy certificate (REC) atau sertifikat kepada pelanggan yang membuktikan bahwa listrik yang digunakan berasal dari energi terbarukan.
”Perusahaan yang memiliki REC pasti akan mendapat pengakuan dari global. Sebab, untuk masuk ke pasar internasional, ada beberapa persyaratan, salah satunya suplai energi hijau bagi mereka,” ujarRirin.
Sementara itu, partner East Ventures, Melisa Irene menekankan pentingnya narasi positif tentang potensi Indonesia sebagai tempat yang baik untuk berinvestasi.
Baca Juga: Menkomdigi Meutya Hafid Ungkap Banyak Anak Terjerat Judi Online, Begini Datanya |SERIAL JUDOL
Bagaimanapun, lanjut Melisa, investor pasti akan memilih tempat yang memberikan return yang baik.
Sementara Indonesia juga bersaing dengan negara lain yang turut mengincar investasi masuk.
Hal yang dilakukan East Ventures, di antaranya dengan berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang mengangkat potensi Indonesia.
”Nantinya perusahaan-perusahaan ini akan men-highlight apa yang kemudian bisa dilakukan secara lokal. Ketika kita punya perusahaan yang baik, maka jadi cerita bahwa Indonesia punya pertumbuhan yang sehat dan juga ada bonus demografi,” terang Melisa.
Partner Skystar Capital, Edward Gunawan menambahkan, kapasitas sumber daya manusia Indonesia sejatinya tidak kalah dari negara-negara lain.
Tetapi, dibutuhkan dorongan bagaimana mengelaborasikan orang-orang potensial itu bertemu dan bertukar pikiran guna mengembangkan berbagai ide-ide.
Baca Juga: Ini Strategi Sri Mulyani Penuhi Kebutuhan Anggaran Kabinet Jumbo
Selain itu, pengembangan riset juga mutlak diperlukan.
”Ini prasyarat untuk inovasi. Namun, Indonesia masih kurang. Di Indonesia, per 1 juta orang hanya ada 400 peneliti, kalah misalnya dari Amerika Serikat yang per 1 juta orang terdapat 4.400 peneliti atau China yang per 1 juta orang ada 1.700 peneliti,” sebutnya.
CEO Connect adalah rangkaian dari Kompas100 CEO Forum powered by PLN, organized Harian Kompas, Powered by PLN dan didukung oleh East Ventures, Telkom, Skystar dan Angkasa Pura.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.