JAKARTA, KOMPAS.TV – Logam mulia emas masih menjadi bentuk investasi favorit masyarakat. Emas telah digunakan sebagai alat tukar dan penyimpan nilai selama ribuan tahun. Nilainya cenderung stabil dalam jangka panjang, bahkan ketika nilai mata uang lain mengalami fluktuasi.
Emas juga relatif mudah diperdagangkan dan memiliki pasar global yang likuid. Dengan begitu, emas mudah untuk diperjualbelikan kapan saja.
Emas pun sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi. Artinya, ketika harga barang dan jasa naik, nilai emas cenderung ikut naik.
Dengan berbagai keuntungan itu, tak heran jika nilai emas terus naik. Bahkan, harga emas diprediksi dapat mencetak rekor baru pada 2024.
Baca Juga: Bank BRI Kerja Sama dengan Pegadaian, Kini Bisa Beli-Jual Emas di Aplikasi BRImo
Sejumlah pakar investasi menilai, kenaikan harga emas didorong oleh penurunan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serika (AS), yaitu The Fed. Sebagai informasi, harga emas mencapai 2.000 dolar AS atau sekitar Rp31 juta per ons pada awal 2024. Harga ini merupakan rekor tertinggi dalam sejarah.
Selain itu, kenaikan harga emas juga dipengaruhi oleh kondisi geopolitik. Harga emas berpotensi naik karena aset dollar menjadi lebih berisiko imbas dari ketegangan geopolitik yang masih terjadi.
Fenomena pembelian emas oleh bank sentral pada 2023 juga disebut sebagai pemicu kenaikan harga emas. Sebab, fenomena itu mengindikasikan seolah bank sentral saling berebut aset emas.
Peningkatan harga emas juga didorong oleh proyeksi JP Morgan yang menyebut, akan terjadi peningkatan reli untuk emas pada 2024.
Equity Analyst CNBC Susi Setiawati berpendapat, harga emas akan mengalami peningkatan pada 2024 dari sisi pasar.
Baca Juga: Pegadaian Mau Bikin Bank Emas, tapi Masih Tunggu Aturan OJK
“Permintaan safe haven ini sudah mulai meningkat. Di beberapa negara juga sudah mulai akumulasi ke komoditas emas lagi," terang dia.
Susi menilai, peningkatan tren emas turut ditengarai oleh perang yang belum usai di beberapa negara, termasuk Rusia dan Ukraina.
Dia menambahkan, tidak lama lagi The Fed akan memberikan kisi-kisi apakah bank sentral AS itu akan menurunkan suku bunga pada Juni 2024.
“Ketika terjadi penurunan suku bunga, otomatis itu akan mendorong harga emas bisa menguat lagi. Bahkan, bisa lebih dari 2.100 dolar AS per troy ounce,” jelas dia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.