Gemma juga mengaku keputusan tersebut sudah dibicarakan dengan perwakilan pekerja.
"Permasalahan gaji ini sudah diantisipasi dan dikomunikasikan, serta dibahas bersama dengan perwakilan karyawan. Oleh karenanya, sampai dengan saat ini gaji karyawan tidak pernah dipotong (dikurangi) pembayarannya, hanya saja dibayarkan secara bertahap," jelas Gemma kepada wartawan, Senin (18/12/2023).
Gemma menerangkan, masalah keuangan yang dialami perusahaan saat ini disebabkan pembayaran yang tersendat dari konsumen PTDI. Meski kontrak kedua pihak telah ditandatangani dan efektif berjalan, pembayarannya masih memerlukan waktu.
Baca Juga: Jokowi Resmikan Jembatan Otista Bogor, Disebut Tahan 100 Tahun dan Kuat Dilewati Trem
Sebelum memutuskan mencicil gaji karyawan, PTDI juga mengusahakan pendapatan dari optimalisasi aset non-produktif seperti inventori lama yang tidak dapat dimanfaatkan untuk program berjalan.
Di sisi lain, Gemma menyebut perusahaan masih punya prospek bisnis yang baik. Hal itu terlihat dari ditandatanganinya sejumlah kontrak baru. Seperti perpanjangan kontrak dengan Tentera Udara Diraja Malaysia (TUDM) untuk pemeliharaan pesawat CN235 selama 5 tahun ke depan.
"Selain itu, perbaikan bisnis juga diperoleh PTDI dari kontrak-kontrak baru senilai total ekuivalen 1 miliar dollar AS di 2023, lebih tinggi dibandingkan perolehan kontrak di 2022," ujarnya.
"Perseroan mendapat pula kepercayaan dari Bappenas untuk mengembangkan pesawat N219 menjadi pesawat amfibi yang dapat take-off dan landing di perairan," tambahnya.
Baca Juga: Kemenkes Minta Nakes Tak Pakai Calo saat Urus STR Seumur Hidup, Cukup di SATUSEHAT SDMK
Hal ini akan sangat membantu pengembangan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
"Hal-hal di atas menunjukkan bahwa prospek PTDI di tahun-tahun selanjutnya akan semakin membaik, sehingga PTDI dapat lebih berkembang dan semakin maju," tandasnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.