FORT LAUDERDALE, KOMPAS TV – Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, selamat setelah apa yang dikatakan oleh FBI sebagai "percobaan pembunuhan" yang terjadi saat calon presiden (capres) AS itu bermain golf.
Insiden ini terjadi hanya dua bulan setelah upaya pembunuhan sebelumnya di sebuah rapat umum di Pennsylvania.
Otoritas setempat menyatakan bahwa agen Secret Service (Dinas Rahasia AS) yang bertugas melindungi Trump melepaskan tembakan ke arah seorang pria yang menodongkan senapan jenis AK dengan teleskop.
Saat penembakan, Trump sedang bermain di salah satu lapangan golf miliknya di West Palm Beach, Florida.
Berikut lima hal yang perlu diketahui mengenai insiden pada Minggu (15/9/2024) waktu setempat yang melibatkan Donald Trump sekaligus calon presiden dari Partai Republik tersebut.
Baca Juga: Trump Jadi Sasaran Upaya Pembunuhan di Lapangan Golfnya, Pelaku Pelanggar Hukum Kambuhan
Pejabat penegak hukum mengidentifikasi pria bersenjata tersebut sebagai Ryan Wesley Routh. Nama pelaku diungkapkan oleh pejabat yang tidak mau disebutkan namanya kepada The Associated Press karena mereka tidak diizinkan untuk berbicara mengenai penyelidikan yang masih berlangsung.
Pelaku sempat menjatuhkan senjatanya dan melarikan diri menggunakan mobil SUV sebelum akhirnya ditangkap di sebuah wilayah tetangga, menurut pihak berwenang.
Menurut Sheriff William Snyder dari Martin County, pelaku Ryan Wesley Routh tampak tenang dan datar saat dihentikan oleh polisi dan tidak menunjukkan banyak emosi. Dia bahkan tidak mempertanyakan alasan dihentikan.
“Dia tidak pernah bertanya, ‘ini soal apa?’ Padahal jelas, ada polisi dengan senjata laras panjang, lampu biru berkedip, dan banyak hal terjadi di sekitarnya. Dia sama sekali tidak menanyakan apa pun,” ujar Snyder.
Catatan menunjukkan bahwa Routh, 58 tahun, sebagian besar hidup di Carolina Utara sebelum pindah ke Hawaii pada 2018. Pada tahun 2020, dia sempat membuat unggahan di media sosial yang mendukung kampanye pemilihan kembali Trump, namun dalam beberapa tahun terakhir, unggahannya menunjukkan dukungan untuk Joe Biden dan Kamala Harris.
Routh juga pernah berusaha merekrut tentara Afghanistan yang melarikan diri dari Taliban untuk berperang di Ukraina. Menurut wawancaranya dengan The New York Times tahun lalu, dia bahkan menghabiskan beberapa bulan di Ukraina.
Hingga kini, motif pelaku masih belum jelas. Polisi lokal menemukan dua ransel yang tergantung di pagar dan sebuah kamera GoPro milik pelaku.
Menurut catatan dari North Carolina Department of Adult Correction atau Departemen Pemasyarakatan Dewasa Carolina Utara, Routh pernah dihukum tahun 2002 atas kepemilikan senjata pemusnah massal. Namun, catatan tersebut tidak merinci kasusnya.
Berdasarkan laporan media News & Record tahun 2002, seseorang dengan nama yang sama ditangkap setelah terlibat baku tembak selama tiga jam dengan polisi.
Dalam insiden itu, Routh dihentikan saat razia lalu lintas, menodongkan senjata, dan kemudian bersembunyi di dalam sebuah tempat usaha. Ia kemudian didakwa dengan membawa senjata tersembunyi dan memiliki senjata pemusnah massal, yang menurut News & Record mengacu pada "senapan serbu otomatis bermagazin penuh."
Baca Juga: Donald Trump Menolak Debat Kedua Lawan Kamala Harris, Merasa Sudah Menang
Pihak berwenang menyatakan pelaku berada sekitar 400 hingga 500 yard (sekitar 365 hingga 457 meter) dari Trump, bersembunyi dan membidik di antara semak-semak saat mantan presiden itu sedang bermain golf di Trump International Golf Club, West Palm Beach.
Ric Bradshaw, Sheriff Palm Beach County, menjelaskan siapa pun yang bersembunyi di semak-semak sekitar lapangan "hampir tidak terlihat." karena rimbunnya vegetasi.
Sumber : Associated Press
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.