"Penggunaan mata uang lokal yang luas akan memperkuat stabilitas makroekonomi. Kolaborasi ini akan memperkuat kerja sama keuangan bilateral antara Korea dan Indonesia," ujarnya.
Baca Juga: Digelar 12 Desember, Ini Syarat dan Ketentuan SKTT PPPK Kemenag
Sementara itu, Gubernur Bank of Korea, Rhee Chang-yong menilai Indonesia dengan wilayah dan populasi yang besar.
Ia memegang peranan penting dalam rantai pasok global sektor-sektor maju seperti baterai dan kendaraan listrik.
Terlebih, minat bisnis Korea di Indonesia juga terus menunjukkan peningkatan.
Dengan latar belakang ini, penerapan kerangka LCT yang mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan bilateral diharapkan dapat memberi dampak positif terhadap pembangunan ekonomi melalui peningkatan perdagangan bilateral dan pemanfaatan mata uang lokal kedua negara
"Berdasarkan pengalaman keberhasilan Indonesia dalam menerapkan kerangka LCT dengan sejumlah negara dalam beberapa tahun terakhir, diharapkan kerangka LCT antara Korea dan Indonesia ini juga akan berhasil dibentuk dan diimplementasikan," tuturnya.
Kedua bank sentral juga berkomitmen untuk mengimplementasikan kerangka kerja sama LCT dalam rangka memperkuat perdagangan lintas batas, meningkatkan stabilitas pasar keuangan regional, dan memperdalam pasar mata uang lokal di kedua negara.
Baca Juga: Libur Panjang, KAI Gelar Promo Tiket 12.12 dan Diskon 20% untuk 35.000 Kursi Kereta Semua Kelas
Sebelumnya pada 2022, BI mencatat nilai transaksi menggunakan mata uang lokal Indonesia dengan empat negara mitra dagang mencapai 4,1 miliar dolar AS.
Angka tersebut meningkat lebih dari 10 kali lipat dibandingkan awal implementasinya pada 2018 yang tercatat hanya 348,5 juta dolar AS.
Empat negara mitra yang dimaksud yakni China, Malaysia, Thailand, dan Jepang. Kemudian saat ini, Indonesia juga telah menandatangani nota kepahaman penerapan LCT dengan Singapura.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.