Baca Juga: Anies Soal Rencana Bentuk Badan Penerimaan Negara: Tidak Bisa Dalam Tempo Singkat, Butuh Transisi
"Kedua BPJS Kesehatan, wajib, enggak sunnah. Ketiga akomodasi enggak ada di kawasan industri harus ada rusunawa dan rusunami," ujar Ganjar.
Masalah terakhir, adalah soal ongkos transportasi saat harus bekerja.
Para buruh bisa memanfaatkan layanan Bus Trans Jateng dengan ongkos hanya Rp2.000.
Seperti diketahui, Jawa Tengah memiliki Kawasan Industri Batang yang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Pembangunan infrastruktur kawasan industri itu, seperti jalan; jembatan; pengelolaan Sumber Daya Air (SDA); penyediaan hunian pekerja hingga pengolahan sampah menghabiskan dana Rp2,8 triliun.
Baca Juga: Saat Jokowi Tak Menyangka Perubahan Iklim Jadi Nyata: Mau Impor Beras Saja Sulit
Kawasan tersebut kini memang banyak dilirik pengusaha untuk merelokasi pabriknya dari daerah lain.
Ganjar mengaku sudah berupaya memasok tenaga kerja lokal Jateng untuk bekerja di Batang, dengan kriteria sesuai kebutuhan pengusaha.
Jika warga sekitar tak diterima bekerja karena tak sesuai kemampuan, mereka diberdayakan untuk mengisi tenaga kasar.
Misalnya, dengan menyediakan makanan untuk dikonsumsi para pegawai pabrik.
"Jadinya seluruh katering diserahkan ke mereka. Kalau tidak punya skill bagus, tenaga kasar, ditaruh di situ,” sebutnya.
Sumber :
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.