Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kita sangat prihatin dengan kondisi saat ini, tapi tetap harus terus waspada untuk menjaga diri dan melakukan langkah preventif yang sudah banyak dianjurkan, namun jangan sampai kita panik dan melakukan langkah yang tidak rasional.
Begitu juga dalam konteks investasi, khususnya jika anda memiliki investasi di saham atau reksa dana saham.
Berkembangnya virus corona, juga menyebabkan koreksi cukup dalam di pasar modal Indonesia.
Hingga jumat 13 Maret yang lalu indeks harga saham gabungan atau IHSG telah turun 22 % sejak awal tahun 2020.
Lalu bagaimana kita menyikapi kondisi pasar saat ini?
Namun sebelumnya, ada baiknya kita melihat ke belakang bagaimana pasar bereaksi dengan kondisi krisis yang sebelumya pernah terjadi, mari kita lihat data historis IHSG selama 25 tahun terakhir, dari tahun 1995.
Kita bisa melihat paling tidak 3 kali bursa efek mengalami penurunan kinerja di atas 30% yakni ketika krisis ekonomi Asia di 1997, turun sebesar 37%, dan tahun 2000 turun sebesar 38%, serta di tahun 2008 turun hingga 54%, yang berkaitan dengan krisis finansial di Amerika.
Apa yang kita perlu pelajari dari ketiga krisis yang terjadi tersebut?
Lalu opsi apa yang kita miliki menghadapi situasi seperti ini?
Kita akan bahas 3 opsi yang perlu kita analisa, yakni: tahan, beli jika ada dana, dan jual untuk cut loss.
Semoga pembahasan topik kita pagi ini membantu anda melakukan keputusan rasional.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.