Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPASTV - Indeks Harga Saham Gabungan kemarin (9/3) ambrol lebih dari 6 % mendekati level psikologis 5.000. Tetapi investor asing justru memberi harapan dengan melakukan aksi beli bersih sekitar 200 miliar Rupiah.
Black monday, pasar keuangan dunia dirundung kelabu di hari senin. bayangan gelap juga menghinggapi indeks harga saham gabungan alias IHSG.
Dalam satu hari 9 Maret 2020 bursa saham ambrol 6,58 % ke 5.136. Ini adalah penurunan terbesar dihitung sejak awal tahun bahkan 9 tahun terakhir. Bursa saham pernah anjlok lebih dari 6 % di tahun 2011. Tepatnya saat itu lebih dari 8,8 %.
Tekanan di pasar saham saat ini didominasi isu corona. Analis menghitung bursa masih dihadang koreksi jika corona semakin menyebar.
Anehnya, meski IHSG kemarin terkoreksi dalam, dana asing justru melakukan aksi beli dengan nilai 217 miliar Rupiah. Meskipun, jika ditarik satu pekan dana "panas" sudah terbang 1,25 triliun dan hengkang 6,7 triliun Rupiah dalam satu bulan.
Guncangan pasar finansial sebenarnya tidak hanya dialami oleh Indonesia. Bursa acuan dunia yaitu Wallstreet bahkan tak lepas dari rundungan corona. Kondisi ini diperparah oleh perang minyak dunia.
Butuh kemampuan "setingkat dewa" agar keluar dari belitan corona. Tetapi harapan itu tetap ada. Ramuan kebijakan fiskal yaitu keringanan pajak dibaur moneter dengan penurunan bunga perbankan. Pelan tetapi pasti, menjadi laskar penjaga ekonomi dari gangguan corona.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.