JAKARTA, KOMPAS.TV- Pemerintah akhirnya menambah kuota BBM subsidi mulai awal Oktober lalu. Yakni kuota untuk Pertalite dari semula 23,05 juta kiloliter (KL) menjadi 29,91 juta KL. Kemudian untuk Solar bersubsidi semula 15,1 juta KL menjadi 17,83 juta KL.
Hal itu dilakukan untuk menjamin ketersediaan BBM di masyarakat. Jika tidak ditambah, stok Pertalite akan habis pada pertengahan Oktober 2022 dan Solar pada November 2022.
Anggota DPR Komisi VI Andre Rosiade mengapresiasi kebijakan pemerintah itu.
Dengan penambahan kuota, diharapkan tidak terjadi lagi antrean di SPBU. Namun di sisi lain, penambahan kuota BBM subsidi membuat kebijakan subsidi yang tepat sasaran jadi tidak tercapai.
"Mau berapapun kuota ditambah, subsidi ditambah, pasti akan bengkak (anggaran subsidi) juga, selama pemerintah belum membuat keputusan tegas siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh menikmati BBM subsidi," kata Andre kepada Presenter Kompas TV Silvilona Tarigan dalam program Business Talk, Selasa (4/10/2022).
Baca Juga: Jangan Salah, Pembatasan Pertalite 120 Liter/Hari Sudah Diterapkan Sejak Awal September
Anggota dewan dari Fraksi Gerindra itu bercerita, banyak mendapat laporan dari lapangan terkait penyalahgunaan BBM subsidi.
"Truk yang ODOL (over dimension overload) yang aslinya 10 roda, itu dimodifikasi jadi 6 roda. Nah mereka itu masih pakai solar subsidi atau bio solar. Ada juga mobil mewah yang harganya di atas Rp500 juta, seperti Pajero dan Fortuner yang pakai solar subsidi," ujar Andre.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mendorong agar pemerintah segera menyelesaikan revisi Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Dalam revisi tersebut, akan diatur jenis kendaraan apa saja yang tidak boleh mengonsumsi BBM subsidi.
Sebagai informasi, saat ini Pertamina tengah menjalankan uji coba pembatasan pembelian BBm subsidi berdasarkan volume. Setiap kendaraan roda empat, apapun jenisnya, dibatasi hanya boleh "minum" Pertalite 120 liter setiap hari.
Baca Juga: Akan Habis Oktober Ini, Pemerintah Akhirnya Tambah Kuota BBM Jenis Pertalite & Solar
Sedangkan solar untuk jenis kendaraan pribadi roda empat, pembelian maksimal 60 liter per hari. Untuk angkutan umum orang atau barang roda empat dibatasi 80 liter per hari dan angkutan umum orang atau barang roda enam maksimal 200 liter per hari.
"Kalau sudah ada aturannya, petugas SPBU itu bisa melarang kalau ada truk pengangkut CPO atau batu bara yang mau isi solar subsidi. Atau kalau ada mobil mewah yang mau isi Pertalite. Kalau sekarang belum aturannya mereka larang-larang, bisa ditarik itu kerahnya petugas SPBU atau ditampar sama pemilik kendaraan," tutur Andre.
Dalam rapat DPR dengan Kementerian BUMN dan Dirut Pertamina Patra Niaga beberapa waktu lalu, disampaikan jika draf revisi perpres tersebur sudah selesai. Tapi Andre tidak mengetahui penyebab beleid tersebut belum juga dikeluarkan.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya agar masyarakat mau mendaftar MyPertamina.
Baca Juga: Harga Pertamax Turun Jadi Rp13.900 Per Liter dan Sesuai Harga Keekonomian, Pertalite Kapan Turun?
Data tersebut nantinya akan digunakan untuk kebijakan pembatasan pembelian BBM berdasarkan jenis kendaraan.
Ia menyebut, kendaraan yang belum daftar MyPertamina juga tetap didata oleh SPBU, yakni dengan mencatat nomor kendaraan.
"Kami bukan berarti tidak mengidentifikasi, kami mencatat nomor polisi kendaraan tapi memang tidak sedetil kalau registrasi MyPertamina," ucap Mars Eka.
"Kita punya berbagai program, salah satunya program loyalti untuk masyarakat yang selalu membeli BBM bersubsidi dengan MyPertamina. Setiap akhir tahun kita juga adakan MyPertamina Fair, jadi setiap ulang tahun Pertamina merayakannya dengan konsumen," tambahnya.
Sementara itu, Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrachman menyatakan, masyarakat bisa tenang beraktivitas karena pasokan BBM terjamin. Namun, ia juga meminta masyarakat untuk bijak menggunakan BBM subsidi.
"Karena jumlahnya terbatas, masyarakat harus hemat menggunakan BBM subsidi. Pakai hanya untuk kegiatan produktif saja. Saya juga mengajak masyarakat untuk segera mendaftar MyPertamina. Agar kebijakan subsidi BBM tepat sasaran bisa segera terlaksana," ucap Saleh.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.