Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Fakta di Balik Indonesia Penghasil Kopi tapi Masih Perlu Ekspor dari Luar

Kompas.tv - 18 Agustus 2022, 16:50 WIB
fakta-di-balik-indonesia-penghasil-kopi-tapi-masih-perlu-ekspor-dari-luar
Ilustrasi - Impor kopi Indonesia (Sumber: Getty Images/Kannika2013)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV – Estimasi kopi Indonesia pada 2021 mencapai 765.000 ton per tahun berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perkebunan.

Kemudian, nilai ekspor kopi Indonesia ke banyak negara juga sangat tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor kopi Indonesia mencapai 849 juta dollar AS pada 2021.

Jumlah produksi dan nilai ekspor Indonesia terbilang besar hingga tercatat sebagai produsen kopi terbesar keempat di dunia setelah Brasil, Vietnam, dan Kolombia. Namun, Indonesia diketahui  masih mengimpor kopi dari luar.  

Melansir dari Kompas.com, Ketua Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara Dwi Sutoro, mengatakan, dirinya tidak menampik bila Indonesia masih menerima pasokan kopi dari negara lain hingga saat ini.

Berdasarkan data BPS total volume impor kopi dan produk turunnya ke Indonesia sebesar 12,35 juta kg dalam 9 bulan pertama 2021. 

Namun, ada perbedaan mencolok antara kopi ekspor dengan impor kopi yang diterima oleh Indonesia. Indonesia, diungkapkannnya, mengekspor kopi dalam bentuk biji kopi mentah (green bean), sedangkan impor kopi yang diterima Indonesia adalah kopi yang sudah disangrai.

"Tentunya ada (impor kopi) tetapi lebih banyak ekspornya sebagai green bean. Kalau buat brand (kopi) tertentu, mereka pembeli green bean dari Indonesia karena kualitasnya luar biasa," jelasnya.

Ia pun menyebut, kopi Sumatera termasuk salah satu terbaik di dunia. Biji kopi mentah yang diekspor oleh Indonesia akan diolah di negara pengimpor. Olahan ini yang diimpor ke Indonesia.

Baca Juga: Jadi Komoditas Unggulan, Inilah Keistimewaan Kopi Indonesia Dibanding Negara Lain

Menurut Dwi, Amerika Serikat (AS) sebagai salah satu pengekspor kopi Indonesia terbesar, umumnya akan mencampur biji kopi Nusantara dengan biji kopi dari negara lain.

“AS bukan produsen kopi, tetapi eksportir karena beli green bean, diolah dan dicampur dari Sumatera, Brasil, terus diedarkan ke berbagai negara termasuk Indonesia karena konsumen membutuhkan itu," ungkapnya.

Pengembangan ekosistem bisnis kopi

Ekosistem produksi dan bisnis kopi ekspor menurutnya harus dikembangkan mulai dari hulu ke hilir. Dwi berharap, ke depannya Indonesia tidak hanya menjual biji kopi mentah sebagai produk unggulan, melainkan juga olahan kopi.

Impian tersebut mulai digarap melalui project management office (PMO) Kopi Nusantara. Saat ini, ada enam daerah yang tergabung dalam pilot project-nya, yakni Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Selatan.

Dimulai dengan hilirnya dikembangkan sehingga suatu saat tidak perlu mengimpor kopi dalam bentuk green bean, tetapi sudah di-roasting di Indonesia. Dwi menilai, Indonesia sudah memiliki tekonologi untuk mengolah kopi, juga pakar di bidangnya yang mampu menilai kualitas kopi.

"Jadi bagaimana knowledge itu selain sebagai ambassador Indonesia, juga bisa transfer ke industri kopi supaya bisa memproduksi dan menjual apa pun namanya, jadi ada nilai tambah," pungkas dia.




Sumber : Kompas TV/Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x