Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Pengabdi Mi Instan Tenang, Mendag dan Direktur Indofood Bilang Harganya Takkan Naik 3 Kali Lipat

Kompas.tv - 11 Agustus 2022, 07:12 WIB
pengabdi-mi-instan-tenang-mendag-dan-direktur-indofood-bilang-harganya-takkan-naik-3-kali-lipat
Ilustrasi Indomie goreng. (Sumber: WIKIMEDIA COMMONS via Kompas.com)
Penulis : Dina Karina | Editor : Desy Afrianti

Indofood merupakan produsen mi instan terbesar di Indonssia, dengan merek Indomie, Sarimi, dan Supermi.

Baca Juga: Mendag Sebut Harga Mi Instan Tak akan Naik 3 Kali Lipat: Ukraina Sudah Boleh Jual Gandum

"Harga mie instan bisa saja naik, bisa saja. Tapi kalau ada pernyataan yang mengatakan bisa 3 kali lipat, itu berlebihan. sangat-sangat berlebihan," kata Franky saat dihubungi Kompas TV, Kamis (11/8/2022).

Adik ipar konglomerat Anthony Salim itu mengatakan, Indonesia mendapat suplai gandum bukan hanya dari Ukraina, tapi dari banyak negara. Ia yakin Indonesia tidak akan kekurangan gandum, karena negara-negara tersebut sedang panen.

"Hari ini di bulan, dari bulan Juli-Agustus, Amerika, Kanada, panen. Rusia panen, nanti sebentar lagi Argentina panen. Enggak usah diributin lah. Enggak ada yang perlu ditakut-takutin kepada konsumen kita," ucapnya.

Menurutnya, harga gandum tidak akan naik lebih tinggi lagi, karena posisi saat ini sudah berada di puncaknya. Sehingga harga mi instan pun  tidak akan terpengaruh.

Baca Juga: 10 Negara Penghasil Gandum Terbesar di Dunia, Indonesia Impor 5 di antaranya

"Saya kira enggak perlu ditakut-takuti lah rakyat ya. Harga gandum memang sudah yang tertinggi hari ini. Ya susah, tidak akan naik lagi, saya tidak melihat harga gandum internasional akan lebih tinggi dari hari ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Mentan mengatakan harga mi instan akan naik 3 kali lipat, karena pasokan gandum yang semakin terbatas imbas Perang Rusia-Ukraina. Syahrul mengatakan, kenaikan harga mi instan akan terasa lebih signifikan dari yang terjadi saat ini.

"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3x lipat," kata Syahrul dalam webinar yang diadakan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Senin (8/8/22).

"Saya bicara ekstrem aja, ada gandum tapi harganya mahal banget. Sementara kita impor terus," ujarnya.




Sumber :




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x