JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini, ramai diberitakan tentang inflasi tinggi di berbagai negara yang membuat harga barang-barang kebutuhan melambung.
Tingginya inflasi bahkan membuat pusing para pejabat di departemen keuangan dan bank sentral berbagai negara yang harus memikirkan kebijakan yang tepat untuk meredam kenaikan harga.
Meski risiko inflasi di Indonesia tidak setinggi di negara lain, kita harus tetap waspada. Salah satu caranya adalah dengan mengelola keuangan rumah tangga dengan baik. Tujuannya, agar pendapatan yang "segitu-gitu aja" tidak habis tergerus inflasi.
Sebenarnya, inflasi yang mengindikasikan kenaikan harga-harga dibutuhkan agar negara dan ekonomi bertumbuh. Namun dalam level yang sehat.
Baca Juga: Simak Tips Keuangan Aman Saat Resesi Ekonomi
Dan biasanya setiap awal tahun kita juga menerima kenaikan gaji untuk menyeimbangkan inflasi. Namun saat ini, karena dampak pandemi dan krisis Rusia-Ukraina, menyebabkan kenaikan harga pangan serta krisis energi.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), ada 7 kelompok pengeluaran yang paling sering menyumbang inflasi. Yakni bahan makanan, makanan jadi-minuman-tembakau, perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan dan olahraga, serta transportasi dan komunikasi.
Kelompok pengeluaran tersebut paling dekat dengan pengeluaran rumah tangga sehari-hari. Lantas, bagaimana cara menghadapinya?
Mengutip dari Investingmom.id, berikut tips mengatur keuangan pribadi untuk menghadapi inflasi:
Baca Juga: Tips Bebas Denda PLN, Berikut Hal Yang Tidak Boleh Dilakukan Pelanggan
Anda bisa mencari tambahan pemasukan dengan kerja sampingan atau side hustle, atau mencari peluang yang bisa dilakukan secara online dari rumah.
Karena suku bunga meningkat, sebaiknya hindari utang terutama utang yang bersifat konsumtif atau untuk gaya hidup.
Misalnya kita yang biasa setiap hari naik kendaraan pribadi ke kantor, coba frekuensinya dikurangi jadi 2 hari sekali dengan sesekali naik kendaraan umum. Usahakan dalam seminggu membawa bekal dari rumah.
Coba juga untuk memilih produk lokal yang tidak memerlukan biaya impor.
Saat kondisi sedang tidak menentu, risiko bisa saja terjadi. Misalnya, kenaikan harga barang kebutuhan pokok, biaya pendidikan anak, dan biaya perawatan kesehatan. Karena itu, siapkan dana darurat untuk hal-hal yang tidak terduga.
Baca Juga: Simak! Hal-Hal yang Bikin Tidak Lolos Wawancara Kerja dan Cara Mengatasinya
Salah satu strategi untuk menghadapi inflasi adalah investasi. Selalu ada peluang saat terjadi resesi maupun inflasi tinggi.
Bila orientasi kita jangka panjang, perlu dipertimbangkan untuk berinvestasi di pasar saham. Saat kondisi pasar saham volatile atau tidak menentu, ini menjadi kesempatan baik untuk mencari perusahaan bagus dengan harga saham yang terdiskon.
Sumber : Investingmom Indonesia
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.