JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengemukakan rencana menghapus bahan bakar minyak (BBM) RON 88 alias Premium.
Sebagai pengganti bahan bakar Premium, pemerintah telah menyiapkan bensin dengan RON 90 yakni Pertalite.
Baca Juga: Pekerja Pertamina Mau Mogok, FSP BUMN: Fokus Jaga Stok BBM untuk Rakyat
Namun demikian, penggunaan Pertalite hanya dilakukan selama masa transisi saja. Selanjutnya, Pertalite juga akan dihapus setelah masa transisi selesai.
Direktur Pembinaan Usaha Hilir Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Soerjaningsih mengatakan dengan dihapuskannya BBM Pertalite dan Premium, maka hanya akan ada bensin dengan kadar oktan (Research Octane Number/RON) di atas 91 seperti Pertamax.
Soerjaningsih menjelaskan penggunaan BBM Pertamax menjadi pilihan karena dinilai lebih ramah lingkungan.
"Kita memasuki masa transisi di mana premium RON 88 akan digantikan dengan Pertalite RON 90, sebelum akhirnya kita akan menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan," kata Soerjaningsih dikutip dari Antara, Kamis (23/12/2021).
Baca Juga: Video Petugas SPBU Bintaro Ketahuan Curang Viral di Medsos, Pertamina Evaluasi Pelaku Dipecat
Soerjaningsih menginformasikan saat ini premium RON 88 hanya digunakan oleh tujuh negara saja. Volume yang digunakan pun terbilang sangat kecil.
Sebab, mereka memiliki kesadaran bahwa menggunakan bahan bakar minyak dengan kualitas yang lebih baik menjadi pilihan.
Lebih lanjut, Soerja mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang menyusun peta jalan (roadmap) bahan bakar minyak ramah lingkungan.
Nantinya, BBM jenis Premium dihapus. Kemudian Pertalite juga akan digantikan dengan bahan bakar yang kualitasnya lebih baik seperti Pertamax.
Baca Juga: Disebut BPK Belum Bayar Pajak Hampir Rp2 T, Ini Kata Pertamina
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan," ujar Soerjaningsih.
"Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax."
Soerjaningsih mengungkapkan perubahan dari Premium ke Pertalite akan mampu menurunkan kadar emisi karbon dioksida sebesar 14 persen.
Adapun perubahan dari Pertalite ke Pertamax akan menurunkan kembali emisi karbon dioksida sebesar 27 persen.
Soerjaningsih menuturkan pemerintah akan berusaha meredam gejolak yang timbul di masyarakat terkait proses shifting dari Pertalite ke Pertamax tersebut.
Baca Juga: Premium di Makassar Hanya Dijual ke Nelayan, Petani, dan Pengusaha Kecil
Sementara itu, dikutip dari Kontan, PT Pertamina (Persero) memiliki strategi jangka panjang untuk mengurangi penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak ramah lingkungan seperti Premium dan Pertalite.
Mengacu data yang dipaparkan Pertamina dalam rapat kerja bersama DPR yang diterima Kontan, terdapat tiga tahapan yang akan dilakukan Pertamina untuk menghapus secara perlahan penggunaan bensin Premium dan Pertalite.
Strategi penghapusan itu merupakan simplifikasi varian produk dan comply dengan Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLHK) Nomor P.20/Menlhk/Setjen/Kum.1/3/2017 yang mengatur soal baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe baru untuk kendaraan bermotor roda empat atua lebih.
Dalam beleid itu, pemerintah menetapkan BBM tipe euro 4 atau setara BBM oktan 91 ke atas mulai tahun 2019 secara bertahap hingga 2021.
Baca Juga: Antrean Penumpang Terlihat di Bandara Soekarno Hatta, Bali Masih jadi Destinasi Favorit
Sementara yang kadar oktannya di bawah 91 atau masuk standar euro 2 saat ini adalah Premium dan Pertalite.
Adapun tahapan penghapusan kedua bahan bakar itu sebagai berikut:
1. Pengurangan bensin Premium disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong konsumen menggunakan BBM Ron 90 ke atas.
2. Pengurangan bensin Premium dan Pertalite di SPBU disertai dengan edukasi dan campaign untuk mendorong menggunakan BBM di atas RON 90 ke atas.
3. Simplifikasi produk yang dijual di SPBU hanya menjadi dua varian yakni BBM RON 91/92 (Pertamax) dan BBM RON 95 (Petamax Turbo).
Sementara mengacu data itu pula, konsumsi bensin jenis Premium dan Pertalite dari tahun ke tahun masih mengalami kenaikan.
Baca Juga: Ironi, WNI Belanja ke Luar Negeri tapi Memaksa Karantina Gratis di Wisma Atlet
Perinciannya untuk penggunaan bensin Premium pada 2018 secara nasional mencapai 31,3 persen dari konsumsi BBM secara nasional. Lalu, pada 2019 konsumsi naik menjadi 33,3 persen dari penggunaan secara nasional.
Begitu juga dengan penggunaan bensin Pertalite yang masih mengalami peningkatan dari tahun 2018 mencapai 52,4 persen secara nasional meningkat di tahun 2019 menjadi 56,3 persen secara nasional.
Sumber : Antara/Kontan
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.