Kompas TV bisnis bumn

Erick Thohir Ingin BUMN Jadi Lokomotif Pemerataan Ekonomi

Kompas.tv - 15 Juni 2021, 16:08 WIB
erick-thohir-ingin-bumn-jadi-lokomotif-pemerataan-ekonomi
Menteri BUMN Erick Thohir. (Sumber: Dok. Kementerian BUMN)
Penulis : Dina Karina | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan, pihaknya tengah berupaya mengoptimalkan peran BUMN untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Lantaran di tengah pandemi Covid-19, Erick merasa yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin.

"Indonesia dituntut 4.0, sekarang ada 5G, teknologi di mana-mana, apa artinya buat rakyat kita cari kerja? Kita bicara juga yang namanya Indonesia sejahtera secara ekonomi, tapi kenyataannya yang kaya makin kaya, yang miskin makin miskin, di mana kesejahteraan kita," kata Erick, Selasa (15/06/2021). 

Erick menginginkan BUMN menjadi lokomotif utama penggerak ekonomi nasional dan juga menjadi penyeimbang. Di satu sisi mengembangkan teknologi, di sisi lain berperan aktif menyejahterakan masyarakat.

Baca Juga: Dihantam Pandemi, Pertamina dan PLN Masih Bisa Cuan Triliunan Rupiah

Artinya, program-program BUMN yang berorientasi bisnis dan BUMN yang berorientasi pelayanan publik mampu memberi kesejahteraan yang seimbang.

Erick mengakui, mayoritas BUMN saat ini juga mengalami kesulitan keuangan akibat pandemi. Namun, ia tidak ingin BUMN hanya berdiam diri menerima nasib.

"Tidak beda sama swasta dan BUMN, 90 persen (BUMN) terdampak karena Covid-19, kalau kita lihat labanya menurun, tetapi justru itu menjadi bagian yang tepat pada saat ini bahwa BUMN ini sudah saatnya kita upgrade," ujar Erick.

Ia menilai, jumlah BUMN yang pernah mencapai 143 perusahaan tidak efektif. Saat ini saja hanya sekitar 10 BUMN saja yang devidennya besar dan dinikmati negara.

Baca Juga: Bank Mandiri jadi Bank dengan Aset Terbesar, Geser BRI yang Juara Selama 4 Tahun

"BUMN ini saatnya kita rapikan, buat apa kita punya 143 BUMN? Toh devidennya cuma dari 10 BUMN. Kalau jumlahnya banyak tapi banyak yang nggak sehat, nggak ada hasilnya, akhirnya jadi apa? Jadi sapi perah," tegasnya.

Setelah dipangkas, jumlah BUMN kini hanya 41. Dari yang tadinya 27 klaster menjadi 12 klaster.

Erick meminta BUMN di 12 klaster ini bisa bersaing dengan baik, di dalam dan luar negeri. Menurutnya, 2 klaster terbaik adalah klaster perbankan  dan telekomunikasi. 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x