Kompas TV advertorial
advertorial

Mencetak SDM 4.0 di Bidang Animasi Masa Kini

Kompas.tv - 13 Juli 2023, 19:35 WIB
mencetak-sdm-4-0-di-bidang-animasi-masa-kini
Ilustrasi seorang pelajar yang membuat animasi. (Sumber: Dok. ANTARA)
Penulis : Adv Team

KOMPAS.TV - Sudah sejak lama animasi menjadi tontonan favorit segala usia, mulai anak-anak hingga orang dewasa baik di televisi ataupun berbagai gawai. Film animasi Indonesia pertama yang berjudul “Si Huma” ditayangkan dan diproduksi sekitar tahun 1983 di TVRI. 

Sebagai bagian dari industri 4.0, animasi termasuk dalam empat subsektor industri kreatif yang tumbuh sangat pesat di Indonesia hingga saat ini. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya studio animasi di Indonesia yang tersebar di seluruh kota. 

Keterlibatan animator Indonesia dalam banyaknya proyek film Hollywood menunjukkan besarnya kiprah dan potensi sumber daya manusia di sektor animasi, baik dalam maupun luar negeri.

Pertumbuhan tersebut juga selaras dengan peningkatan pendidikan animasi secara kualitas serta kuantitas yang merupakan bahkan menjelma menjadi sebuah industri kreatif. Karena itu, diperlukan langkah kolaboratif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan sektor industri. 

Berdasarkan data Asosiasi Industri Animasi Indonesia (AINAKI) tahun 2020 dalam rentang tahun 2015 hingga 2019 animasi Indonesia tumbuh hingga 153 persen dengan rata-rata kenaikan 26 persen per tahun. 

Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Rizki Handayani Mustafa mengatakan, dari sisi pasar animator Indonesia sangat potensial. Hal tersebut mendorong pemerintah untuk mengembangkan sektor animasi.

Pendapatan Indonesia dari subsektor animasi pun terus mengalami peningkatan. Pada 2015 mendapatkan Rp238 miliar. Di tahun 2019 menjadi Rp602 miliar tetapi sedikit menurut saat pandemi 2020 sebesar Rp510 miliar. 

Pertumbuhan industri animasi semakin berkembang dengan tingginya permintaan produk animasi untuk tayangan televisi dan aplikasi digital. Data AINAKI tahun 2020 menyebutkan, industri animasi di Indonesia mampu menyerap 24 ribu tenaga kerja dan 5371 animator yang didominasi generasi muda.

Baca Juga: Keren! Siswa SD Buat Animasi Edukasi Cegah Banjir dan Rob

“Film animasi merupakan suatu padat karya karena prosesnya membutuhkan banyak orang, mulai dari membuat gambar awal sampai kemudian dibuat animasinya menggunakan komputer. Jadi, industri ini bisa menyerap banyak tenaga kerja hingga menciptakan entrepreneurship,” tutur Rizki.

Kunci pengembangan industri animasi di Indonesia yakni meningkatkan jumlah dan mutu pendidikan animasi. Karena itu pemerintah mendorong pertumbuhan sekolah animasi dan juga studio animasi.

“Animator Indonesia bisa dibilang andal karena satu animator biasanya mampu mengerjakan modelling, texturing, mapping, animatic, bahkan rendering. Sementara di perusahaan animasi Hollywood seperti Pixar dan Disney cenderung lebih spesifik,” kata akademisi animasi Institut Kesenian Jakarta Ades Adrian.

Ades menambahkan, kalangan akademisi ingin membuat situasi industri animasi yang lebih baik dimulai dari grassroot-nya, yaitu pendidikan khusus jurusan animasi. Melalui pendidikan, diharapkan Indonesia mampu menciptakan generasi unggul berdaya saing serta industri yang siap menampung dan memajukan industri animasi.

“Jadi, untuk memajukan animasi Indonesia diperlukan kolaborasi yang terintegrasi, dari hulu hingga ke hilir,” tutur Ades.
 

Pemutaran video animasi berjudul Sabda Alam karya siswa SMK Balinale. (Sumber: Dok. ANTARA)

Sekolah Animasi Sebagai Pencetak Animator Muda

Saat ini, sekolah animasi mulai tumbuh di Indonesia untuk mencetak para animator andal. Menurut Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), terdapat sekitar 105 sekolah menengah kejuruan dengan jurusan animasi dan ratusan sekolah animasi nonformal.

Beberapa sekolah animasi di Indonesia lahir dari tangan dingin sejumlah animator profesional yang turut mendorong pertumbuhan dunia animasi di Indonesia dengan turut mencetak para animator muda.

Roni Gani dan Andre Surya merupakan dua animator berprestasi Indonesia yang telah lama berkiprah dalam industri animasi internasional. 

Sekolah animasi yang mereka dirikan, yakni Bengkel Animasi dan ESDA (Enspire School of Digital Art) menjawab kebutuhan Indonesia akan animator muda yang berkarya dan kreatif.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x