KOMPAS.TV - Pemuda merupakan generasi penerus bangsa yang berperan penting dalam mewujudkan agen perubahan pada pembangunan nasional.
Peran strategis pemuda dalam semua dimensi pembangunan menjadi kekuatan moral, bahkan kontrol sosial dalam memelihara eksistensi bangsa di kancah dunia. Karenanya, pendidikan menjadi modal penting untuk diemban tiap individu di tanah air.
Pembekalan diri layaknya dari lembaga kursus dan pelatihan dapat menunjang perkembangan keterampilan serta keahlian pemuda yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Pemerhati Pendidikan dari Universitas Multimedia Nusantara (UMN) Doni Koesoema mengatakan, lembaga kursus dan pelatihan itu sebenarnya menjadi salah satu bantuan paling efektif karena sangat dinamis.
Lembaga kursus dan pelatihan dapat dengan cepat mengubah kurikulum, standar isi, hingga proses pelatihan sehingga menjadi lebih maju.
Indonesia diprediksi akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2045 mendatang, dengan perkiraan jumlah penduduk berusia produktif mencapai 64 persen dari total penduduk Indonesia.
Bonus demografi pun menjadi tantangan yang perlu dijawab serius lantaran dapat menjadi sebuah bencana apabila tidak dipersiapkan dengan baik.
Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik (BPS), pada Agustus 2022 terdapat 26,82 persen atau 1 dari 4 pemuda Indonesia berusia 16–30 tahun berstatus NEET (Not in Education, Employment, or Training atau tidak sekolah, tidak bekerja, dan tidak mengikuti pelatihan).
Apalagi, makin terbukanya angka persaingan kerja saat ini juga menjadi keadaan genting yang benar-benar perlu dijawab.
Data BPS menyebutkan,persentase pemuda yang telah menempuh pendidikan SMA sederajat sebesar 39,6 persen, disusul lulusan SMP sederajat 35,78 persen.
Sementara itu, pemuda lulusan perguruan tinggi hanya sekira 10,97 persen. Adapun lulusan SD dan sederajat 10,83 persen, dan pemuda yang tidak tamat SD 1,79 persen, serta pemuda yang tidak pernah sekolah adalah 1,02 persen.
Pemerintah Indonesia terus berupaya membekali kelompok usia produktif dengan keterampilan yang mampu mengembangkan potensi diri, baik sebagai pegawai maupun pengusaha.
Apa itu Program PKK dan PKW?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW).
Program tersebut diharapkan dapat mengurangi pengangguran anak usia sekolah yang tidak sekolah, merespon kebutuhan tenaga kerja, dan memperkuat tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Plt. Direktur Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek Wartanto memaparkan, peserta program ini berhak dan wajib mengikuti ujian atau magang untuk mengukur apakah mereka sudah sesuai dengan kebutuhan industri.
Komponen yang dapat dinilai antara lain karakter kerja, soft skill, dan keterampilannya. Setelah lulus uji kompetensi, peserta dapat langsung direkrut ke industri. Karena itu, PKK dianggap sangat sesuai dengan kebutuhan industri.
PKK merupakan program layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan yang bertujuan mengembangkan keterampilan kerja sesuai kebutuhan industri. Sementara itu, PKW menekankan agar para peserta didik memiliki pengetahuan, keterampilan, dan mental wirausaha.
Seluruh layanan pendidikan program PKK dan PKW diberikan melalui satuan pendidikan formal dan nonformal. Sebagai contoh, lembaga kursus dan pelatihan dengan kriteria yang menyasar peserta didik dari keluarga tidak mampu atau pernah menerima Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Syarat peserta didik yang hendak mengikuti program PKK adalah masih dalam keadaan menganggur dan berada di rentang usia 17 hingga 25 tahun, sedangkan peserta PKW berusia 15 hingga 25 tahun.
Program PKK di tahun 2022 telah menjaring 41.722 peserta didik atau 50 persen diantaranya telah terserap ke dunia industri pada 3 Desember 2022.
Di sisi lain, pada 2022, Pendidikan Kecakapan Wirausaha diikuti 22.063 peserta didik dengan jumlah peserta terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Kemendikbudristek mencatat, 88,62 persen dari lulusan PKW telah merintis usaha. Program PKW turut melibatkan sejumlah program digital.
Pendidikan Kecakapan Kerja didukung penuh oleh Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) yang bertugas sebagai koordinator dari 27 kementrian dan lembaga yang melaksanakan program pengembangan kewirausahaan.
Hal tersebut telah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional atau PKN.
Deputi Bidang Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengatakan, program ini memiliki korelasi positif. Jika program ini berhasil, untuk jangka panjang bisa mengurangi jumlah pengangguran.
Saat ini, ada banyak faktor pemuda tidak bisa melanjutkan sekolahnya. Karena itu, menurut Siti, program ini merupakan alternatif yang sangat baik untuk mengurangi pengangguran karena mereka ditawarkan untuk menjadi wirausaha.
Guna menyukseskan program PKK dan PKW dibutuhkan dukungan penuh dari pemerintah daerah, dunia usaha, dunia industri kerja, dan berbagai organisasi yang melaksanakan pendidikan dan pelatihan.
Implementasi Program PKK di Kota Prabumulih
Kota Prabumulih Sumatra Selatan menjadi salah satu kota yang fokus mengembangkan program pendidikan kecakapan kerja.
Lembaga kursus dan pelatihan LKP Sari Prabumulih memilih fokus memberdayakan pemuda putus sekolah melalui kejuruan tata busana untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik di bidang fesyen.
“Alhamdulillah sekali, dari Kemendikbud ada program pendidikan kecakapan kerja yang sangat mendukung program pengentasan pengangguran di Prabumulih. Seluruh pelatihan sertifikasi dan penempatan kerja semua gratis dari Pemda Kota Prabumulih melalui APBD sehingga sangat membantu masyarakat kota Prabumulih,” tutur Sari Erni Agustina, pimpinan LKP Sari Prabumulih.
LKP Sari pun turut melibatkan instruktur tambahan yang berasal dari dunia usaha dan dunia industri kerja dengan harapan peserta makin mahir memproduksi barang tekstil yang dikenal sebagai subsektor industri pengolahan yang paling bergairah dalam iklim usaha.
Para peserta didik sedianya mendapat pembekalan keterampilan selama 200 jam atau melalui pembelajaran selama 8 jam sehari mulai pukul 8 hingga 4 sore.
Sejumlah pelatihan diberikan secara terperinci, mulai dari cara menjahit manual, menggunakan berbagai jenis mesin jahit, seperti high speed, obras, portable, bahkan pengemasan pakaian.
“Dari awal sosialisasi program sudah kita sampaikan bahwa akan langsung penempatan kerja di industri. Peserta ditekankan untuk bisa menggunakan atau menjahit dengan berbagai macam jenis mesin jahit. Jadi, pada saat penempatan kerja mereka sudah siap ditempatkan di bagian apa saja,” kata instruktur Citra Lindasari.
Program PKK didukung penuh oleh pemerintah kota Prabumulih. Pemerintah Kota Prabumulih berkomitmen mendorong suksesnya penyerapan tenaga kerja lulusan program PKK dengan menjalin sinergi kepada berbagai pihak.
Walikota Prabumulih Ridho Yahya menyampaikan, pemerintah kota Prabumulih telah mengumpulkan sekitar 10 LKP dari berbagai bidang untuk mencari kuota lapangan kerja di berbagai daerah.
Setelah memperoleh informasi kebutuhan tenaga kerja, barulah LKP mengadakan pelatihan dan pendidikan sesuai bidang masing-masing. Karena itu, diperlukan sinkronisasi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat.
Tahun 2022 lalu Walikota Ridho Yahya melepas 100 lulusan PKK untuk bekerja di Sukoharjo dan 48 lulusan PKK lainnya bekerja di Semarang Jawa Tengah. Seluruh proses rekrutmen hingga penempatan kerja disokong oleh APBD Kota Prabumulih
Manfaat program pendidikan kecakapan kerja telah dirasakan langsung oleh Titin Febrianti. Keterbatasan mengakses pendidikan di perguruan tinggi tidak menghalangi minat Titin mengikuti perkembangan fashion.
Hasrat besarnya dalam industri tersebut membuat ketekunannya semakin mapan saat menimba ilmu dan pelatihan keterampilan di LKP Sari.
“Saya mengetahui program ini dari Facebook dan berminat mengikuti program PKK untuk menambah wawasan serta skill di bidang menjahit untuk karirnya di masa mendatang,” tutur Titin.
Melalui program ini, Titin mengaku mendapatkan ilmu, skill untuk menjahit, dan pekerjaan yang diminati, yaitu di industri fashion. Titin merupakan satu dari puluhan penjahit di Mini Garmen Bungaran Kota Prabumulih yang telah memperoleh sertifikasi.
“Menurut saya, yang sudah melalui program PKK memiliki kualitas (individu) yang lebih baik. Mereka sudah dilatih, dididik dari pola dasar, yaitu dengan pemilihan bahan, pembuatan pola, dan pengobrasan sehingga mereka sudah mampu untuk masuk dalam industri ini,” kata Sefty Aryani selaku Wakil Pimpinan Mini Garmen Bungaran Kota Prabumulih.
Terserapnya seluruh peserta atas asuhan PKK Tahun 2022 di industri merupakan wujud suksesnya program PKK di Kota Prabumulih.
Program PKW Sukses Lahirkan Para Wirausaha Baru di Bandung
Bandung dikenal sebagai kota kreatif yang kerap menjadi tempat lahirnya para wirausahawan baru. Hal ini karena pemerintah kota Bandung terus mendorong agar para pemuda mau terjun ke dunia usaha.
Sejumlah pelatihan pun diberikan, salah satunya melalui program pendidikan kecakapan wirausaha (PKW) yang diinisiasi Kemendikbudristek.
“Program ini sangat bagus, karena melalui PKW diharapkan nanti muncul wirausahawan baru sesuai kompetensinya masing-masing sesuai yang diajarkan LKP itu sendiri. Dengan begitu, akan banyak lapangan pekerjaan baru terutama di Kota Bandung,” kata Hikmat Ginanjar, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung.
Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti menjadi salah satu tempat latihan yang turut berkontribusi besar atas meningkatnya jumlah pelaku wirausaha di bandung. LPP yang berusia lebih dari setengah abad ini secara khusus mengajarkan keterampilan pastry dan bakery.
LPP tersebut telah menghabiskan hampir 200 peserta didik selama bermitra dengan program PKW yang dijalinnya sejak 2017. Hasilnya, LPP Ariyanti mendapatkan penghargaan dari Kemendikbudristek atas penyusunan video bahan ajar PKW terbaik.
“Pada awal mereka masuk, kami mendidik mereka agar memiliki target menjadi pengusaha. Mereka digembleng seperti apa karakter, ketahanan mental, dan keterampilan menjadi pengusaha,” Direktur LPP Ariyanti Ishviastuti Oskar
Saat pelatihan berlangsung para instruktur berpengalaman tidak sekedar membagikan ilmu berupa teori, tetapi juga praktik dengan bobot persentase 25 persen teori dan 75 persen praktik.
Selain diajarkan teknik membuat pastry dan bakery, para peserta pendidikan PKW juga diajarkan teknik pemasaran, pengemasan, dan teknik mengambil foto-foto produk secara artistik.
Tiap peserta berkesempatan mempresentasikan produknya sebagai cara melatih diri saat menghadapi klien nantinya. Dalam program PKW ini terdapat 15 instruktur dari kalangan profesional yang siap membangun karakter dan keahlian peserta didik.
Setelah lulus, para peserta didik mendapatkan modal berjualan, seperti stan tempat menjajakan produk, bahan makanan, dan alat-alat produksi yang disalurkan gratis. Dengan begitu, para lulusan PKW bisa segera memulai pengalaman sebagai wirausaha muda.
Manfaat kehadiran program pendidikan kecakapan wirausaha telah dirasakan langsung oleh Aulia Rahmawati. Toko kue Zidni menjadi wujud hasil kesungguhannya yang kini sanggup memberikan omzet hingga 10 juta rupiah perbulannya.
Pada tahun 2023, program PKK dan PKW kembali digelar Kemendikbudristek dengan anggaran senilai Rp50 miliar untuk PKK dan Rp47 miliar lebih untuk PKW. Program ini kembali dikeluarkan demi menyukseskan misi merebut Generasi Indonesia Emas 2045.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.