Hal ini membuat perempuan tidak memiliki kesempatan yang sama dengan pria dalam lapangan kerja sehingga mengurangi akses perempuan terhadap benefit dari ekonomi formal.
Menanggapi situasi ini, PT. Blue Bird memiliki program untuk memberdayakan istri dari pengemudinya dengan cara memberikan bantuan modal untuk usaha kecil, sehingga dapat menambah pemasukan bagi keluarga.
Baca Juga: Promosikan Forum B20, Kadin Indonesia Lakukan Tur Eropa
Pemberian beasiswa kepada keluarga besarnya juga menjadi program rutin PT. Blue Bird Tbk, dengan menargetkan 50 persen untuk anak perempuan.
Selain itu, mendukung pengusaha perempuan adalah salah satu jalan terbaik untuk memajukan kesetaraan ekonomi gender.
Kewirausahaan perempuan menghasilkan pendapatan, meningkatkan PDB, dan dapat memiliki multiplier effect melalui penciptaan lapangan kerja dan inovasi.
Sebuah laporan dari BCG pada tahun 2019 memperkirakan jika perempuan dan laki-laki berpartisipasi secara setara sebagai pengusaha, PDB global dapat meningkat sekitar 3–6 persen, meningkatkan ekonomi global sebesar $ 2,5 hingga $ 5 triliun.
Mengenali potensi ini memerlukan solusi signifikan terhadap hambatan yang menghalangi bisnis dengan perempuan sebagai pimpinannya.
Hambatan perdagangan yang perlu dihilangkan berupa penghalang akses perempuan ke pasar internasional dan meningkatkan akses perempuan ke pendidikan, layanan keuangan, dan teknologi digital.
Karena itu, kerja sama global diperlukan untuk menjaga fondasi pemulihan yang cepat dan membangun ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan yang tidak menyisakan perempuan di masa depan.
Upaya memberikan akses luas bagi pengusaha perempuan juga dilakukan oleh PT. Shopee Indonesia.
Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Christin Juarto menyatakan Shopee Indonesia menyediakan platform teknologi yang mudah digunakan untuk menjangkau pelanggan yang lebih luas.
Hal senada juga disampaikan CEO PT. XL Axiata, Dian Siswarini. Sisternet Program merupakan upaya meningkatkan literasi digital di Indonesia dan telah diluncurkan sebagai salah satu program di W20.
Baca Juga: Roadshow ke Eropa, KADIN Sebut Investor Eropa Tertarik untuk Tanam Modal di Indonesia
Neneng Goenadi, Country Managing Director PT. Grab Indonesia menambahkan, saat ini telah diupayakan untuk memberikan literasi digital bagi perempuan pengusaha di wilayah pedesaan. Dengan begitu, pengusaha kecil di pedesaan juga dapat berperan di dalam digital market.
Tahun ini, B20 Indonesia melalui Women in Business Action Council merumuskan beberapa kebijakan khusus yang sudah diamanatkan pada rekomendasi B20 sebelumnya.
Selain itu, rumusan dimaksudkan mendorong negara-negara anggota G20 untuk menetapkan mekanisme pelaporan indikator gender yang wajib dimasukkan dalam laporan tahunan perusahaan sebagai bagian penting dalam akuntabilitas dan transparansi perusahaan.
Kerangka pelaporan indikator gender bertujuan menghilangkan hambatan yang membatasi keterwakilan perempuan secara setara di posisi kepemimpinan tingkat menengah dan senior, mendorong terbentuknya wadah yang dapat meningkatkan akses perempuan ke pelatihan kepemimpinan dan peluang kerja bagi perempuan.
Tentunya Indonesia harus menjadi pelopor dalam aksi ini. Shinta menegaskan, untuk mencapai itu, WiBAC telah mengidentifikasi beberapa tujuan kebijakan yang sudah dirumuskan dan didorong sebagai rekomendasi.
Rekomendasi tersebut antara lain memberdayakan pengusaha wanita, mengaktifkan kemampuan digital dan kepemimpinan perempuan, serta mempromosikan tempat kerja yang aman dan adil.
Hal ini sangat penting dalam memastikan kesetaraan gender dalam dunia bisnis yang berdampak pada pertumbuhan ekonomi global.
WiBAC juga menargetkan One Global Women Empowerment (OGWE), yang mewadahi pemerintah, bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya memfasilitasi dukungan dan pemberdayaan perempuan, baik sebagai pebisnis maupun profesional di dunia kerja.
"Nantinya secara global akan dibentuk badan permanen yang akan menyediakan platform pemberdayaan untuk mempercepat akses perempuan dalam dunia bisnis, menavigasi lingkungan bisnis, berkolaborasi dalam ekosistem serta mengakses sumber daya untuk membangun pengetahuan dan kemampuan yang setara,” kata Shinta.
OGWE nantinya akan membahas liima kebutuhan kritis yang dibutuhkan untuk mengangkat peran dan martabat perempuan dalam dunia bisnis, yaitu:
Terakhir, lanjut Shinta, ada tiga hal yang dibutuhkan perempuan dalam bisnis, antara lain akses ke market, akses finansial, dan peningkatan kapasitas.
Selain itu, salah satu hal yang sangat penting dalam lingkup bisnis di Indonesia dan dunia adalah edukasi tentang kesetaraan gender, khususnya bagi para kaum pria.
Hal ini penting untuk mendorong terwujudnya komunikasi yang baik antara kaum perempuan dan laki-laki dalam berbagai forum.
Delegasi Amerika Serikat menyampaikan rencana mengadakan program mentorship bagi para perempuan yang berada di industri teknologi dan ingin bekerja sama dengan dunia bisnis di Indonesia.
Lebih jauh, mereka juga menyampaikan aspirasi mengenai program clean energy yang mengutamakan konsep B2B, fokus kepada infrastruktur, dan bagaimana hal tersebut dalam memperbaiki kondisi hidup perempuan.
Amerika Serikat juga tertarik untuk membantu pembangunan Nusantara, calon ibukota baru dengan mengembangkan konsep smart city.
Selain menggelar diskusi perdagangan dan pemberdayaan gender, Roundtable Luncheon ini juga menyajikan masakan Indonesia sebagai bagian diplomasi budaya Indonesia.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.