JAKARTA, KOMPAS.TV - PT Tirta Fresindo Jaya, produsen air minum dalam kemasan (AMDK) dengan merek Le Minerale, menjadi perusahaan yang fokus dan konsisten mengkampanyekan pengelolaan sampah plastik melalui konsep ekonomi sirkular kepada masyarakat Indonesia untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sekaligus meningkatkan manfaat ekonomi.
Konsep ekonomi sirkular (Circular Economy) berpedoman pada prinsip meregenerasikan bahan pada akhir umur layanan demi menggali nilai maksimum dari penggunaan dan menjaga sumber daya selama mungkin
Sejak awal, Le Minerale berkomitmen untuk menjalankan bisnis yang berkelanjutan dengan memberikan manfaat bagi semua pihak, dengan mengedepankan aspek keamanan, kesehatan, dan lingkungan. Karena itu Le Minerale mampu berkembang menjadi pilihan utama konsumen Indonesia sejak 2015.
Setahun berlalu sejak gerakan ini pertama digagas, perusahaan berhasil berkontribusi melalui aksi nyata terhadap industri daur ulang dan berfokus pada edukasi dan pengoleksian sampah. Pengelolaan sampah merupakan permasalahan yang terus berkembang dikarenakan bertambahnya populasi negara, gaya hidup konsumtif dan sistem penanganan sampah.
Salah satu cara mengatasi masalah sampah plastik adalah dengan mendaur ulang plastik. Namun tidak semua plastik itu sama, di dalam industri daur ulang plastik, PET merupakan jenis plastik paling banyak didaur ulang karena keamanan kualitas tidak menurun walau berkali-kali didaur ulang, sangat fleksibel dijadikan beragam produk dan memiliki nilai ekonomi tinggi bagi pelaku industri.
Rosa Vivien Ratnawati, SH., M.Sc, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan B3, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, memaparkan dalam pengelolaan sampah, KLHK mendukung tiga pendekatan yang dipakai yakni pendekatan zero waste melalui perubahan perilaku, pendekatan teknologi, dan pendekatan ekonomi sirkular.
“Ekonomi sirkular adalah solusi yang baik dalam soal penanganan limbah plastik. Selain mengurangi pencemaran lingkungan, mampu menghemat permintaan sumber daya alam, bisa mengurangi impor bahan baku sampah plastik untuk industri daur ulang yang masih kekurangan, dan mendatangkan nafkah bagi masyarakat pengepul. Sebuah win-win solution,” tegas Vivien.
Pendekatan ekonomi sirkular yang ini harus dibarengi dengan aksi nyata yang diinisiasi pihak swasta untuk mengelola dan menangani sampah secara terpadu.
Terlebih, Indonesia sudah memiliki UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, di mana salah satu isinya tentang Extended Producer Responsibility (EPR). Le Minerale berkomitmen dalam penerapan program EPR guna menangani masalah sampah bersama dengan KLHK.
Hal ini yang mendorong Le Minerale untuk menginisiasi Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional (GESN) pada 23 Februari 2021, berkolaborasi dengan multi-stakeholder di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), dan Ikatan Pemulung Indonesia (IPI).
GESN Le Minerale memiliki program kerja untuk meningkatkan persentase pengumpulan plastik pasca konsumsi untuk didaur ulang lebih dari 20 persen oleh para mitra, melalui bimbingan operasional, pemberian mesin, modal kerja, dan edukasi
Visi dan tujuan dari GESN Le Minerale ini adalah mengumpulkan sampah plastik pasca konsumsi, mensinergikan multi-stakeholder, dan mengedukasi pemilahan sampah.
Hingga saat ini, Le Minerale sudah berkolaborasi dengan 17 stakeholder, di antaranya ADUPI, IPI, Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), Plasticpay, dan juga Fakultas Teknik UI. Kerjasama ini juga mencakup kegiatan mengedukasi dan mendukung pengelolaan sampah plastik di rumah dan lingkungan masyarakat.
“Gerakan Ekonomi Sirkular Nasional Le Minerale harus menjadi katalis untuk percepat kolaborasi kemitraan dan hasil kerja yang konkret. Le Minerale beserta para mitra berharap program kerja ini dapat menjadi solusi tepat dalam mengatasi permasalahan sampah plastik,” ujar Ronald Atmadja, Sustainability Director PT Tirta Fresindo Jaya.
Le Minerale bersinergi terhadap upaya pemerintah dan lingkungan dalam hal pengelolaan sampah plastik. Kerja sama dengan berbagai pihak diharapkan semakin luas dan bermanfaat.
Sebagai langkah dasar, GESN bekerja sama dengan KLHK merancang Panduan Nasional Standarisasi Operasional untuk pendataan, peningkatan profesionalisme dan kapabilitas pelaku usaha secara holistik.
Kolaborasi dengan pelaku industri daur ulang plastik tradisional dengan memberikan bantuan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, misalnya jika selama ini proses pemilahan dilakukan secara manual maka diberikan bantuan berupa mesin konveyor agar lebih efisien dan efektif.
Ada pula bantuan berupa mesin press dengan kapasitas besar dan teknologi yang lebih canggih, serta bentuk bantuan lainnya berupa modal bergulir.
Untuk memastikan program GESN berjalan dengan baik di mitra pengepul dan Bank Sampah Induk, Le Minerale membentuk tim lapangan GESN yang berfungsi untuk memberikan edukasi, pendampingan, dan bimbingan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.