Kompas TV advertorial

Butuh Partisipasi Semua Pihak untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19 saat Libur Natal dan Tahun Baru

Kompas.tv - 24 November 2021, 14:25 WIB
butuh-partisipasi-semua-pihak-untuk-cegah-kenaikan-kasus-covid-19-saat-libur-natal-dan-tahun-baru
Pemerintah meminta dukungan dan upaya semua pihak untuk menekan risiko kenaikan kasus positif Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). (Sumber: Dok. KPCPEN)
Penulis : Elva Rini

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pemerintah meminta dukungan dan upaya semua pihak untuk menekan risiko kenaikan kasus positif Covid-19 pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Pergerakan manusia dalam skala besar di masa pandemi menjadi salah satu sebab terjadinya lonjakan kasus. Karena itu, pemerintah menetapkan sejumlah aturan guna mencegah terjadinya transmisi virus.

Sosialisasi penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 dan pentingnya disiplin protokol kesehatan jelang akhir tahun juga terus dilakukan.

Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), M. Adib Khumaidi menjelaskan, peran masyarakat sangat besar dalam upaya menekan potensi kenaikan kasus. Begitu pula dengan peran tenaga kesehatan yang terus waspada.

Di samping regulasi yang dibuat pemerintah, partisipasi semua pihak tetap dibutuhkan agar kebijakan dapat berjalan secara optimal.

“Standar yang sudah ada sekarang harus dipertahankan. Jangan mencoba mengurangi standar,” kata Adib dalam Dialog Produktif Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) KPCPEN, Selasa (23/11/2021).

Baca Juga: 13.000 Dosis Vaksin Pfizer dan Sinovac Dibagikan Nasdem Sumut ke 5 Kabupaten/Kota

Adib menyebutkan, koordinasi di tingkat daerah juga harus dilakukan guna mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus.

“Kami yakin teman-teman di daerah sudah belajar banyak dari kenaikan kasus sebelumnya dengan persiapan dan koordinasi yang terus dilakukan. Sehingga, kita siap kalau terjadi lonjakan kasus. Mudah-mudahan tidak terjadi,” lanjutnya.

Selain itu, Adib mengingatkan bahwa kesiapan tenaga kesehatan juga perlu didukung dengan kesiapan lain seperti obat dan peralatan.

“Bukan hanya kesiapan SDM, tapi bagaimana mereka terfasilitasi dengan obat, alat kesehatan, oksigen. Tapi dari sisi SDM, saya yakin teman-teman di daerah siap,” ujarnya.

Terakhir, Adib menegaskan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Dalam hidup berdampingan dengan Covid-19 di mana intervensi kepada virus tidak dapat dilakukan, manusia sebagai inang perlu melakukan upaya adaptasi agar selamat.

 “Yang penting adalah gaya hidup sehat, protokol kesehatan karena saat ini kita dalam upaya adaptasi, dan lingkungan yang sehat,” tandas Adib.

Pada kesempatan yang sama, Anggota Satgas Penanganan Covid-19 Sub Bidang Mitigasi, Falla Adinda menegaskan besarnya peran pemerintah daerah dalam upaya menekan risiko penularan diakibatkan oleh mobilitas libur Nataru, termasuk mencegah kerumunan dan memastikan masyarakat mematuhi aturan.

“Selama tidak ada perpindahan manusia, maka kasus infeksi atau penularan bisa ditekan,” kata Falla.

Ia mengharapkan masyarakat memahami bahwa pembatasan mobilitas ditetapkan bukan untuk menghambat pulihnya perekonomian, melainkan untuk mengendalikan Covid-19 agar situasi yang telah membaik saat ini dapat bertahan hingga pada bulan-bulan berikutnya.

“Kebijakan (PPKM) diambil untuk menyelamatkan yang paling penting dulu, yaitu nyawa manusia,” ujar Falla yang juga seorang dokter ini.

Terkait kesadaran protokol kesehatan, menurut Falla perubahan perilaku sudah ada dalam masyarakat.

“Sudah terbentuk berkat bantuan masyarakat, media, nakes, dan lain-lain, untuk bisa saling mengingatkan kalau inilah new normal,” paparnya.

Baca Juga: Jangan Lengah, Pentingnya Menjaga Sistem Imun untuk Lindungi Diri dari Corona

Selanjutnya, masyarakat perlu menghidupkan pola pikir bahwa hidup harus selalu berhati-hati dan peka terhadap kondisi dan data di tempat mereka berpijak. Kepekaan tersebut, kata Falla, akan membuat masyarakat dapat lebih adaptif menyikapi perkembangan yang ada.

“Pada dasarnya, aturan prokes tidak ada perubahan dari awal pandemi. Dengan menerapkan hal-hal tersebut, setidaknya kita berkontribusi menurunkan kasus. Jadi, bukan kita yang menularkan atau tertular,” imbuh Falla.

Sejalan dengan imbauan pemerintah untuk mengurangi mobilitas, masyarakat juga beradaptasi untuk memanfaatkan waktu di rumah dengan kegiatan-kegiatan produktif. Misalnya, dengan melakukan aktivitas bersama orangtua dan anak, membuat produk keterampilan atau prakarya.

Salah satunya, prakarya dari kardus “Prakardus” yang mudah digarap di rumah karena dilengkapi petunjuk pembuatan dan alatnya. Hasil akhirnya juga berupa barang yang dapat dipakai anak, seperti lampu, tempat pensil, atau kalender.

Pendiri Prakardus, Muhammad Luqman Baehaqi menjelaskan bahwa karena tidak bepergian, maka antusiasme masyarakat akan produk prakarya makin tinggi.

“Banyak orangtua dan anak ingin mengisi waktu dengan lebih berkualitas dan yang paling penting, orangtua juga terlihat, sehingga juga akan memperkuat ikatan orangtua dengan anak,” terangnya.

Luqman mengajak untuk tidak keluar rumah bila tidak betul-betul perlu.

“Kita dapat bersinergi, saling dukung, saling menguatkan dan mengingatkan walaupun tanpa keluar rumah, dengan menggunakan sosial media, handphone, dan sarana lainnya,” tutupnya.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



Kunjungan Paus ke Indonesia

FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x