Untuk industri daging merah Australia, ramah lingkungan artinya merawat ternak, tanah dan lingkungan, memberikan balas jasa kepada komunitas lokal, dan memastikan peternakan layak secara ekonomi dan sosial.
Produksi daging sapi Australia dilakukan dengan mempertimbangkan gas buang selama proses produksi dan sepanjang perjalanan. Dalam laman resmi True Aussie Beef (www.trueaussiebeefandlamb.id), industri daging merah Australia berencana menuju karbon netral di 2030.
Untuk diketahui, industri daging merah Australia telah berhasil mengurangi 68 persen penggunaan air selama 30 tahun dan 56 persen emisi gas rumah kaca selama 14 tahun.
Baca Juga: Konsumsi Daging Sapi Diprediksi Meningkat 8 Persen dari 2019 Hingga 2024
Tak hanya itu, konservasi lahan juga dilakukan untuk mencegah perubahan setelah penggunaan, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan menjaga kesehatan tanah.
Kegiatan ekspor dilakukan menggunakan jalur laut dengan perhitungan emisi lebih kecil dibandingkan dengan truk dan pesawat terbang.
Setiap langkah yang diambil, dilansir dari laman MLA, dilakukan dengan praktik yang berkerlanjutan (sustainability), presisi, dan transparan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap kesejahteraan hewan, manusia, dan lingkungan.
Aman hingga ke piring makan
Seluruh sistem keamanan dilakukan demi mempertahankan integritas Australia dalam menghasilkan daging merah kualitas dunia sampai ke tangan konsumen.
Sapi dan domba Australia berada di bawah kontrol sistem National Livestock System (NLIS) atau identifikasi peternakan nasional. Sistem ini dibangun untuk melacak ternak terkait biosekuritas, keamanan makanan, integritas produk, dan akses pasar.
Setiap daging yang dikirim telah dijamin kualitas dan keamanannya melalui program Livestock Product Assurance (LPA). Sertifikasi tersebut memastikan produk daging sapi dan domba Australia mematuhi standar keamanan makanan.
Memenuhi syarat-syarat masing-masing negara tujuan, semua daging merah Australia yang masuk ke Indonesia memiliki status halal yang telah mendapat sertifikasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.