A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Ini Dia Sedotan Bambu Asal Madiun yang Menembus Pasar Eropa

Kompas TV video cerita indonesia

Ini Dia Sedotan Bambu Asal Madiun yang Menembus Pasar Eropa

Kompas.tv - 14 Februari 2020, 08:50 WIB
Sedotan Bambu Ramah Lingkungan dari Madiun (Sumber: Kompas TV Madiun)
Penulis : Angela Winda
Sedotan Bambu Ramah Lingkungan dari Madiun (Sumber: Kompas TV Madiun)

 

MADIUN, KOMPAS.TV - Sedotan bambu karya perajin di Madiun, Jawa Timur menjadi rebutan pasar ekspor di Asia dan Eropa.

Sedotan ini ramah lingkungan.

Selain itu, serat pada bambu berkhasiat untuk menyaring radikal bebas pada minuman.

Sedotan bambu ini diproduksi oleh Fahmi, perajin asal Madiun bersama 4 orang temannya.

Ia memproduksinya sendiri dengan memanfaatkan ruang kosong di rumahnya.

Bambu yang ia gunakan adalah bambu jenis apus, yang tentunya dapat ia temukan dengan mudah di lereng Gunung Wilis.

Menurutnya, membuat sedotan bambu tidak sulit.

Bambu yang sudah dikeringkan, dipotong dengan ukuran panjang 20-24 cm dengan alat pemotong kayu yang sudah dimodifikasi.

Setelah dipotong, kulit bambu kemudian dihaluskan untuk menghilangkan kotoran dari alam dan menampakkan serat kulit luar bambu.

Bekas potongan pada dua ujung bambu dan lubang bambu juga dibersihkan dengan amplas yang digerakkan mesin bor.

Dalam sebulan, Fahmi mampu menhasilkan 30.000 sedotan bambu.

Di luar negeri, harga per batang sedotan adalah 1 dolar di negara masing-masing.

Dalam sebulan, Fahmi dapat mencapai omset hingga 90 juta rupiah.

Sementara di negeri sendiri, harga sedotan bambu adalah 2.000 rupiah.

Menurutnya, sedotan bambu lebih diminati di luar negeri karena lebih ramah lingkungan dan mereka lebih peduli akan alam.




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x