KOMPAS.TV - Pimpinan Pondok Pesantren Tahsinul Akhlaq di Kabupaten Blitar, Jawa Timur, angkat bicara usai salah satu santrinya meninggal dunia.
Pihak pondok menyayangkan aksi penganiayaan yang terjadi di dalam pondok pesantren.
Sebelum aksi pengeroyokan, antara korban dan para pelaku sudah dilakukan mediasi.
Korban juga mengakui dirinya khilaf mengambil uang saku rekannya.
Namun, pengakuan itu tidak membuat para pelaku menerima alasan korban.
Malam hari usai mediasi, korban dianiaya bersama-sama di sebuah ruangan kosong.
Pihak pondok pesantren tidak mengetahui adanya penganiayaan itu.
Pihak ponpes mengetahui kejadian, setelah satu pelaku panik dan memberitahu kalau korban tak sadarkan diri.
Pihak pondok yang mengetahui hal itu, langsung membawa korban ke rumah sakit.
Akan tetapi, nyawa korban tak terselamatkan.
Baca Juga: Cemburu Istri Pakai Baju Terbuka, Suami Aniaya Istri hingga Meninggal Dunia!
#ponpes #penganiayaan #pengeroyokan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.