PEKALONGAN, KOMPAS.TV - Namanya Riski Ridholah, seorang pemuda asal Desa Mendolo, Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan yang melestarikan kopi Belanda.
Salah satu ciri dari kopi Belanda adalah tinggi pohonnya yang bisa mencapai tiga meter dengan biji kecil.
Usai dipetik, Ridholah melakukan sortir kopi di rumahnya yang selanjutnya dijemur hingga kering.
Kopi Belanda, apabila sudah kering setelah dijemur kemudian langsung di-roasting sesuai pesanan.
Menurut Ridholah, kopi Belanda tumbuh subur di hampir seluruh wilayah di Kecamatan Lebakbarang.
Baca Juga: Berinovasi Demi Sesuap Nasi, Petani Kopi di OKU Selatan Budi Daya & Jual Rempah Vanili!
Sejarahnya, zaman dahulu warga mengambil bibit kopi dari para penjajah yang mendirikan pabrik di sekitar desa.
Kemudian bibit kopi ditanam di sembarang tempat yang keberadaannya hingga sekarang.
Untuk menikmati kopi Belanda ini, Ridholah biasa menjualnya dengan harga Rp 20 ribu per 100 gram.
Berharap ada campur tangan pemerintah agar pemasaran kopi Belanda ini dapat dipasarkan lebih luas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.