KOMPAS.TV - Bencana hidrometeorologi yang melanda Indonesia khususnya banjir menjadi ketakutan bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengungkapkan telah terjadi 228 bencana hidrometeorologi di Indonesia sepanjang September 2022.
Dalam hal mitigasi Pemerintah Pusat dan Daerah perlu bersinergi agar dapat meminimalisir dampaknya.
Beberapa provinsi yang rawan diterpa bencana hidrometeorologi diantaranya Pulau Sumatera khususnya Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Selatan dan Sumatera Utara.
Bencanyanya masih didominasi banjir, banjir bandang, karhutla dan tanah longsor.
Sementara di Pulau Jawa, bencana terjadi di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Bahkan 5 tahun terakhir Pulau Jawa masih menjadi kawasan paling sering dilanda bencana hidrometeorologi yang mencapai 50 persen dari kabupatennya, Provinsi Jawa Barat masih menduduki wilayah tertinggi daerah rawan bencana.
Baca Juga: Bantu Korban Gempa Cianjur, Ini Sebaran Personel yang Diturunkan Pemkab Bogor di Lokasi Bencana
Terkait curah hujan di Indonesia, Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika atau BMKG membagi dua tingkatan yang disebabkan oleh La Nina.
Untuk bisa menganggulangi bencana hidrometeorologi ini diperukan pembagian tugas antara Pemerintah Pusat dan Daerah.
Peneliti Management Research Unit Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia, Habib Dzakwan menilai pemerintah masih lebih mengutamakan mitigasi iklim daripada adaptasi iklim dalam kebijakan mitigasi bencananya.
Setiap tahunnya Indonesia berpotensi mengalami berbagai macam bencana.
Di Semarang, Jawa Tengah BPBD Kota Semarang membentuk Kelurahan Tanggap Bencana atau Katana sebagai bentuk mitigasi dari berbabagi wilayah di Semarang.
Katana dilatih untuk membuat rencana penanggulangan bencana dan aksi komunitas.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.