JAKARTA, KOMPAS.TV - Bjorka nama peretas yang kini hangat jadi perbincangan publik membocorkan sejumlah data mulai dari dokumen pribadi surat menyurat antara Presiden Joko Widodo dengan BIN, hingga data pribadi sejumlah menteri.
Penelusuran di grup Telegram yang dibuat oleh Bjorka, ada empat pejabat publik yang menjadi korban doxing atau penyebar data pribadi.
Ada Ketua DPR Puan Maharani, Menteri BUMN Erick Thohir, hingga Dirjen Aptika Kominfo Semuel Pangerapan.
Akun Bjorka di laman forum peretas Breached.to juga menjual data pribadi warga yang didapat dari sejumlah lembaga negara.
Ada 1,3 miliar data registrasi SIM card di Indonesia, 105 juta data pemilih pemilu 2019 KPU, dan 26 juta data IndiHome.
Yang menarik, Bjorka juga membeberkan mengenai dalang kasus pembunuhan tokoh HAM, munir setelah mendapatkan banyak permintaan dari netizen.
Dalam unggahannya, Bjorka mengungkap data personal lengkap, Muhdi Purwopranjono; mulai dari nomor ponsel, nama lengkap, alamat, dan riwayat hidupnya.
Pakar Digital Forensik, Ruby Alamsyah menyebut aksi pelaku merupakan respons atas tanggapan Kominfo sebelumnya.
Pengamat Keamanan Siber, Pratama Pradha, menyebutkan aksi peretas Bjorka ini ada dasar hukum melanggar undang-undang ITE.
Pengamat menilai untuk menangkap Bjorka diperlukan kerja sama dengan negara lain.
Kini, publik pun menanti, kehadiran negara menjaga kerahasiaan data agar tidak diretas kembali.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.