Jika Muslim Percaya Bumi Datar, Gus Baha Bilang Begini

JAKARTA, KOMPAS.TV - Ulama kharismatik asal Rembang, KH Ahmad Bahaudin Nursalim atau biasa disapa Gus Baha, menjelaskan soal fenomena Bumi datar. 

Fenomena bumi datar ini, kata Gus Baha, menyebut aneh jika seseorang muslim sampai memercayainya. 

Apalagi jika, lanjut Gus Baha, ada seseorang yang menggunakan terma agama atau dalil untuk membenarkan pendapat soal bumi datar ini.

Gus Baha lantas menukil pendapat imam Ibnu Hajar Al-Asqalani tentang makna sebuah lafal dalam sebuah dalil bisa jadi adalah netral, berubah sesuai keinginan orang tersebut.  

"Semua lafal itu pada dasarnya belum ada maknanya. Yang memberi makna atau tafsir terhadap lafal itu adalah hatinya," papar Gus Baha di Youtube Santri Gayeng dikutip Selasa (16/6/2022), KOMPAS.TV sudah dapat izin mengutipnya. 

Konteks maksud pernyataan di atas terkait dengan tafsir atau pemaknaan yang terkadang menihilkan ilmu.

Padahal, lanjut mufasir yang menulis berjilid-jilid tafsir Al-Qur'an bertajuk Al-Qur'an dan Tafsirnya (UII Press).dalam memahami agama harusnya memahami apa yang disebut ilmu alat. 

Ilmu alat itu seperti berupa ilmu sharaf atau nahwu untuk memahami gramatikal Arab, maupun ilmu lughot atau bahasa untuk memahami makna yang dimaksud bahasa itu. 

"Jika dalam ilmu Falaq (perbintangan) disebutkan, bumi itu Qurratul Qodam atau bulat seperti bola, lantas ada seorang yang tidak pernah ngaji bilang,'bohong, bumi itu datar,'. lantas ia pakai dalil untuk benarkan hal itu," papar Gus Baha. 

Baca Juga: Gus Baha Jelaskan soal Jalan Hidayah yang Kerap Disalahpahami, Bagaimana itu?

Lantas, kata Gus Baha, orang itu membenarkan dirinya mengambil dalil yang tertuliskan 'bumi itu dihamparkan' atau 'bumi itu digelar'. 

Kemudian, lanjut pengasuh Pesantren Al-Qur'an LP3IA Rembang tersebut, orang tersebut justru memberi tafsir bahwa bumi itu digelar layaknya karpet, tidak seperti bola.

Apalagi itu berasal dari bayangan dia, kata Gus Baha, dan dikritik beliau.

Khususnya, ketika ia menafsirkan dalil tersebut hingga terjadi kesalahan dalam memahami dalil soal bumi. 

"Itu karena orang itu tidak pernah ngaji Lughot," kritik Gus Baha. 

Baca Juga: Wanti-wanti Gus Baha soal Mandi Junub Pakai Sampo Bisa Tidak Sah Ibadah, Ini Alasannya

Analogi Gus Baha

Padahal, maksud 'bumi terhampar' itu maknanya adalah, menurut Gus Baha, dalam pandangan mata itu bumi memang seperti karpet. 

"Tapi hakikatnya adalah, apakah memang seperti karpet? Apakah kamu tahu itu?" kata Gus Baha.

Lantas, beliau pun memberi analogi tentang kesamaan tentang bumi yang dilihat terhampar dengan hakikat matahari tenggelam di bumi. 

"Hakikatnya, apa memang matahari tenggelam di bumi?" Kata Gus Baha. 

"Ya tidak, kan. Bumi yang kita tempati ini secara zahir (kelihatan-red) memang tempak datar seperti karpet. Anda lari ke mana saja ya seperti karpet, tapi apa hakikatnya seperti itu?" imbuhnya. 

Untuk itulah, kata Gus Baha, jika masih ada yang percaya bumi datar, apalagi seorang muslim, ia harus banyak lagi belajar, khususnya ilmu-ilmu terkait dengan ilmu agama seperti ilmu lughot, ilmi alat tanpa lupa belajar kepada ahli untuk urusan sains itu.