JAKARTA, KOMPAS.TV - Jenazah seseorang selalu gagal dimakamkan. Para penggali kubur sudah berkali-kali berpindah tempat, tapi selalu ada ular besar dalam liang lahadnya.
Bagaimana seekor ular besar terus berada di liang lahad orang yang hendak dikuburkan?
Kisah ini dinukil dari kitab ‘uyun al-Hikayat min Qashash Ash-Shalihin wa Nawadir az-Zahidin (500 Kisah Orang Sholeh Penuh Hikmah) karya Imam Ibnul Jauzi, seorang ulama masyhur abad ke-6.
Suatu ketika, Abdul Hamid bin Mahmud mengisahkan pengalamannya ketika bersama Ibnu Abbas.
Waktu itu, mereka berdua ditemui oleh seseorang. Orang itu penasaran dengan peristiwa yang menimpa dirinya ketika menunaikan ibadah haji dan salah seorang temannya yang meninggal di bukit Shafa.
Orang itu pun hendak memakamkan temannya itu dan meminta bantuan para penggali kubur. Dari sinilah keanehan itu bermula.
Setelah tanah digali, di liang lahad temannya tadi muncul ular besar berwarna hitam. Mereka berpikir, mungkin itu biasa saja.
Bisa jadi liang lahad itu merupakan tempat ular tersebut, sarang dari ular besar hitam itu. Mereka pun berpindah, menggali ke tempat lain lagi.
Anehnya, ketika berada di tempat baru itu, usai dilakukan pengggalian dan dan siap dikuburkan, muncul ular besar lagi dan berada di liang lahad itu. Mereka pun saling berpandangan, apa ini kebetulan?
Para penggali pun penasaran. Mereka akhirnya membuat galian baru di tempat yang lebih jauh dari posisi awal.
Pikir mereka, di liang lahad baru tidak mungkin ada ular atau binatang lain yang akan menganggu prosesi pemakaman.
Maka, para penggali kubur itu pun terus menggali. Perlahan demi perlahan hingga dalam.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.