"Dokumen itu berhasil dibuat para tersangka ini dengan mengambil struk penarikan di setiap ATM,” kata Suryadi seperti dikutip dari Kompas TV pada Selasa (21/7/2020).
Berbekal struk penarikan ATM, para pelaku langsung membuat KTP dan buku tabungan palsu atas nama korban.
“Lalu tersangka menarik uang di bank dengan modus ketinggalan ATM," ucap Suryadi.
Baca Juga: Kasus Pembobolan Rekening Masuk Sidang, Ilham Bintang Pertanyakan Ketidakhadiran 2 Tersangka
Suryadi mengungkapkan, para tersangka ini telah beraksi di tiga bank daerah. Selain Bank Sumsel Babel, pelaku juga membobol Bank Lampung senilai Rp 70 juta, dan Bank Sultra di Kendari total kerugian Rp 120 juta.
Suryadi menambahkan, dalam melancarkan aksinya para pelaku memiliki peran berbeda-beda. Tersangka Azis berperan memalsukan dokumen penting para korban.
Pemalsuan itu dilakukan setelah mendapat struk penarikan uang dari rekannya Mujianto yang mencarinya di keranjang sampah di beberapa gerai ATM.
"Aksi ini sudah mereka lakukan sejak 2018. Mereka ini beraksi orang lima, tiga masih buron," ujarnya.
Baca Juga: Tak Hanya Maria Pauline Lumowa, Berikut 11 Pelaku yang Terlibat Pembobolan BNI
Sedangkan tersangka Mujianto mengaku, ia mendapatkan keuntungan Rp 20 juta untuk membobol bank Lampung, Rp 40 juta di Bank Sultra dan Rp 35 juta di Bank Sumsel Babel. Uang tersebut telah ia habiskan untuk keperluan sehari-hari.
"Yang punya ide itu Azis, saya cuma mencari struk," kata Mujianto.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.