Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KENDAL, KOMPAS.TV - Batik biasanya diberi warna sintetis untuk mendapatkan hasil yang baik dan cepat. Di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, salah seorang pengrajin batik justru menggunakan lumpur sebagai pewarna alami. Selain warna yang kuat dan tahan lama, karya batik lumpur ini juga ramah terhadap lingkungan.
Bagi banyak orang, lumpur mungkin dipandang sebelah mata. Tapi siapa sangka, lumpur sawah ternyata bisa juga dimanfaatkan untuk pewarna alami batik. Ya, inovasi tersebut dilakukan oleh Widji Astuti, pembatik asal Desa Lanji, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.
Meski demikian, lumpur tersebut bukanlah sembarang lumpur. Lumpur yang akan dipakai untuk pewarnaan adalah lumpur yang diambil dari rumah binatang yuyu, karena kondisinya yang bersih dan halus. Setelah diambil lumpur–lumpur tersebut, selanjutnya disaring dan dicampurkan ke dalam air, agar mendapatkan lumpur yang tidak terlalu cair dan pekat.
Selanjutnya, kain putih yang sudah dilukis, dicelupkan dalam cairan lumpur sampai merata, baru kemudian dijemur. Pencelupan seperti itu dilakukan sekitar 15 kali untuk menghasilkan warna yang baik. Agar warna kain batiknya bervariasi, maka bisa dipadukan dengan warna lainnya.
Pemilik butik, Widji Astutik mengatakan, ide menggunakan lumpur untuk pewarna batik itu berdasarkan pengalaman yang sering dilihat sehari-hari, yakni setelah mengamati baju ayahnya yang sering terkena lumpur di sawah. Ternyata bekas lumpurnya sulit dihilangkan, walaupun sudah dicuci berkali-kali.
#Batik #LumpurSawah #KabupatenKendal
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.