A PHP Error was encountered

Severity: Notice

Message: Undefined property: stdClass::$iframe

Filename: libraries/Article_lib.php

Line Number: 241

Backtrace:

File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler

File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article

File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once

Soal Bentrok TNI-Polri di Mamberamo, Komnas HAM: Pelaku agar Disidang Secara Terbuka

Kompas TV regional berita daerah

Soal Bentrok TNI-Polri di Mamberamo, Komnas HAM: Pelaku agar Disidang Secara Terbuka

Kompas.tv - 14 April 2020, 11:05 WIB
soal-bentrok-tni-polri-di-mamberamo-komnas-ham-pelaku-agar-disidang-secara-terbuka
Pelelpasan jenazah korban bentrok anggota Polres Mamberamo Raya dengan Satgas Yonif 755, Jayapura, Senin (13/4/2020). (Sumber: (Dok Humas Polda Papua))
Penulis : Tito Dirhantoro

PAPUA, KOMPAS TV - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM meminta pelaku penembakan yang menewaskan tiga anggota Polri di Mamberamo Raya disidang secara terbuka di Jayapura, Papua.

Hal tersebut agar proses hukum terhadap oknum personel TNI yang terlibat penembakan bisa berlansung secara adil dan transparan. 

"Kami meminta agar para pelaku penembakan disidangkan secara terbuka di Jayapura,” kata Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua, Frits Ramandey, seperti dikutip Kompas pada Selasa (14/4/2020).

Frits menuturkan, insiden penembakan yang menewaskan tiga anggota polisi di Mamberamo Raya telah mencoreng sinergitas TNI dan Polri di mata masyarakat Papua, khususnya Mamberamo Raya.

Baca Juga: Kronologi 3 Anggota Polri Tewas Tertembak, Berawal Oknum TNI Pukul Polisi karena Bela Tukang Ojek

Karena itu, kata dia, rencananya Komnas HAM akan mengambil keterangan dari dua korban luka tembak yang kini berada di Rumah Sakit Bhayangkara dan pihak Yonif 755 Yalet yang bertugas di Kasonaweja.

Sementara dari keterangan salah satu korban yakni anggota Polres Mamberamo Raya, Petrus Douw, insiden penembakan tersebut berawal dari cekcok antara dirinya dengan tukang ojek terkait kekurangan pembayaran biaya sewa motor.

Cekcok tersebut kemudian diketahui oleh enam oknum anggota TNI dari Pos Satgas Yonif 755. Karena membela tukang ojek, mereka kemudian melakukan pemukulan kepada Petrus pada Jumat (10/4/2020). 

Akibat pemukulan itulah memicu anggota Polres Mamberamo Raya mendatangi pos Yonif 755 di Kasonaweja untuk meminta klarifikasi, sampai akhirnya terjadi insiden penembakan tersebut.

"Kami telah mengambil keterangan dari Petrus terkait insiden pemukulan tersebut. Dia turut menjalani perawatan di  Rumah Sakit Bhayangkara," kata Frits sepertidikutip Kompas pada Selasa (14/4/2020).

Sementara itu, Komandan Resor Militer 172/Praja Wira Yakti, Kolonel Inf Binsar Sianipar selaku bagian dari tim investigasi mengatakan, seluruh anggota Satgas Yonif 755/Yalet telah ditarik dari posnya di Mamberamo Raya ke Jayapura.

Baca Juga: Pangdam Cendrawasih Janji Tak akan Lindungi Anak Buahnya yang Tewaskan 3 Anggota Polri

Tujuan dari penarikan anggota Yonif 755/Yalet di Mamberamo Raya untuk mempermudah proses pemeriksaan terkait insiden penembakan lima anggota polisi tersebut.

"Kami akan menggantikan mereka dengan satuan dari kodim setempat. Kami berharap masyarakat tetap percaya karena masalah ini akan diproses sesuai hukum yang berlaku," kata Binsar.

Ia pun menambahkan, tim investigasi gabungan dari TNI dan Polri telah memeriksa anggota Yonif 755/Yalet dan Polres Mamberamo Raya dari Minggu hingga Senin ini.

"Saya selalu pimpinan yang bertanggung jawab atas satgas ini menyampaikan permohonan maaf dan turut berduka cita bagi keluarga tiga anggota polisi yang meninggal dalam insiden ini," kata Binsar.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x