Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
KOMPAS.TV - Sebuah video memperlihatkan ratusan pengemudi ojek online (ojol) marah dan menghentikan truk di Jalan Ir Dr H Soekarno, atau sekitar Galaxy Mall, Surabaya, Jumat (10/4/2020). Truk berwarna kuning tersebut membawa paket sembako.
Dalam video yang viral itu, perekam mengatakan bahwa para pengemudi ojol berinisiatif mendatangi truk yang semula membagikan paket sembako yang dibubarkan polisi.
Ratusan ojol itu juga tampak menutup jalan di sekitar Galaxy Mall. Dari penjelasan perekam video, penutupan jalan dilakukan karena pihak kepolisian membubarkan kegiatan pembagian bantuan sosial (bansos).
"Yang tadinya tertib, karena dihentikan oleh pihak polisi, jadinya kawan-kawan ojol berinisiatif dengan spontan menutup jalan di depan Mall Galaxy," ujar perekam video, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Terkait kejadian itu, Kapolsek Mulyorejo Kompol Eni Priatin membenarkan bahwa pihaknya terpaksa membubarkan aksi tersebut lantaran kondisi yang tidak memungkinkan di tengah wabah pandemi Covid-19 atau virus Corona.
Seperti diketahui, Surabaya masuk zona merah Covid-19 di Jawa Timur.
Eni menyampaikan, sebuah komunitas membagikan 1.000 paket sembako kepada pengemudi ojol. Namun, tidak ada pemberitahuan kepada polisi.
"Tidak ada pemberitahuan kepada kami, termasuk izin. Kemudian datanglah 150 ojek online dan bertambah sangat banyak dalam waktu cepat. Akhirnya terpaksa kami bubarkan sesuai dengan maklumat Kapolri, dan komunitas tersebut juga menyadari," kata Eni, dikutip dari Surya, Senin (13/4/2020).
Eni menambahkan, komunitas tersebut diarahkan untuk membagikan paket itu secara door to door.
Apa yang dilakukan kepolisian, kata Eni, sudah tepat dan cepat mengingat tidak ada izin yang boleh dikeluarkan dan membiarkan berkumpulnya banyak orang di sebuah tempat.
"Kami arahkan untuk door to door, jadi tidak menimbulkan gejolak massa seperti kemarin. Kami juga berikan informasi terkait bahaya pandemi ini sehingga memang harus terpaksa kami bubarkan," tandasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.