Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
SALATIGA, KOMPAS.TV - Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Terdorong oleh kondisi memprihatinkan ini, tiga mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana atau UKSW di Salatiga, Jawa Tengah, berinovasi membuat bioplastik dari kulit singkong.
Bioplastik ini pun mampu terurai di dalam tanah hanya dalam kurun waktu dua bulan.
Ide dasar dari bioplastik berbahan dasar kulit singkong ini muncul dari keprihatinan atas tingginya produksi sampah di bumi.
Menurut Kesha, kulit singkong dipilih karena mengandung sekitar 60 persen polisakarida berupa pati. Jadi, tak hanya berujung limbah.
Proses produksinya pun terbilang mudah karena tidak memerlukan alat canggih.
Pertama, kulit singkong direndam larutan garam untuk menghilangkan sianida pada kulitnya. Lalu dikeringkan hingga berbentuk tepung.
Selanjutnya, dicampur dengan asam laktat untuk meningkatkan ketahanan panas, dicuci, kemudian dicampur bahan PVA agar lentur.
Hasilnya, bioplastik yang dinamakan caspeea ini diklaim mampu menahan beban tiga kali lipat dibanding bioplastik lainnya. Waktu terurainya pun hanya dua bulan saja.
Tak heran karya mahasiswa UKSW ini sukses menyabet penghargaan sebagai runner up pada ajang Thailand Inventor's Day 2020 yang digelar di Bangkok.
I Gede Kesha Aditya Kameswara, M Sulthan Arkana, serta Pambayun Pulung Manekung Stri Sinandang berhak membawa pulang medali perak dari ajang inovasi yang diikuti 500 peserta dari 23 negara tersebut.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.